MATA INDONESIA, JAKARTA-Kesempatan investasi di subsektor energi baru terbarukan (EBT) sangat terbuka luas karena potensi besar dari sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia. Hal itu dikatakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.
“Kesempatan untuk investasi di subsektor energi baru terbarukan sangat terbuka luas,” ujarnya.
Arifin mengatakan pemerintah bakal melaksanakan Renewable Energy Investment Day yang diawali dengan peresmian 21 proyek energi baru terbarukan berbasis hidro, surya, dan biogas dengan kapasitas 312 megawatt serta satu pabrik biodiesel berkapasitas 580 ribu kiloliter per tahun.
Kemudian ditandai empat kontrak perjanjian energi baru terbarukan, pengumuman proyek-proyek energi bersh yang ditawarkan oleh PLN kepada investor sebagai implementasi dari RUPLT 2021- 2030 dengan total kapasitas 1,2 gigawatt untuk periode pengadaan 2021-2022.
“Perkiraan total nilai investasi dari peresmian penandatanganan dan penawaran proyek energi baru terbarukan adalah sebesar 3,9 miliar dolar AS dan akan mampu menyerap tenaga kerja lebih 52 ribu orang,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, pemanfaatan energi terbarukan saat ini hanya 0,3 persen dari total potensi yang dimiliki oleh Indonesia.
Total potensi energi bersih di Indonesia tercatat mencapai 3.64,4 gigawatt yang terdiri dari surya 3.294,4 gigawatt, air, 94,6 gigawatt, bioenergi 56,9 gigawatt, angin 154,9 gigawatt, panas bumi 23,7 gigawatt, dan laut 59,9 gigawatt.
Sedangkan porsi energi bersih yang baru dimanfaatkan saat ini hanya sebesar 10.889 megawatt yang terdiri dari surya 194 megawatt, air 6.432 megawatt, bioenergi 1.923 megawatt, angin 154 megawatt, dan panas bumi 2.186 megawatt.
Selain potensi energi terbarukan, beragam potensi energi baru yang ada juga masih belum banyak diketahui, seperti uranium untuk pembangkit listrik tenaga nuklir.
Menteri Arifin menyampaikan bahwa total realisasi investasi di subsektor energi baru terbarukan sebesar 1,12 miliar dolar AS sampai triwulan III 2021.
Realisasi modal tersebut berasal dari investasi panas bumi sebesar 49 persen; aneka energi baru terbarukan berupa air, matahari, dan angin sebesar 32 persen; bioenergi 18 persen; dan sisanya satu persen berasal dari investasi di bidang konservasi energi.
“Akhir 2021 diharapkan realisasi investasi di subsektor energi baru terbarukan dan konservasi energi dapat mencapai 1,44 miliar dolar AS,” katanya.