Keren! ITB Buat Mesin Pendeteksi Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Virus corona di Indonesia semakin menggila. Untuk itu dibutuhkan alat untuk mendeteksi virus mematikan tersebut. Terbaru, Tim dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil membuat mesin pendeteksi virus corona.

Alat yang digunakan untuk pengujian sampel virus corona itu berjenis qPCR, atau quantitative Polymerase Chain Reaction. Mesin yang tergolong purwarupa model pertama itu telah dibuat sebanyak empat unit.

sDosen yang terlibat dalam riset mesin qPCR itu adalah Anggraini Barlian dan Karlia Meitha dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, serta Adi Indrayanto dan Muhammad Iqbal Arsyad dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika.

Menurut Adi, tim mengembangkan penelitian mesin PCR sebelumnya hingga 2019 di kampus. “Rancangan bentuk dan sistem mesin dibikin sendiri,” katanya.

Pembuatan alat itu dilatari keterbatasan jumlah  mesin PCR di Indonesia. Di masa lonjakan kasus seperti sekarang ini, antrian pemeriksaan sampel pasien menjadi panjang dan lama. Selain itu produksi mesin PCR dalam negeri sejauh ini masih nihil.

Menurut Adi, dana riset dan pengembangan mesin qPCR itu sebesar Rp 1 miliar dari pemerintah. Meskipun kini telah rampung dan telah diuji beberapa kali di laboratorium, tim masih perlu melakukan pengujian tambahan dan penyempurnaan sistem perangkat lunak.

Mesin jenis qPCR buatan ITB ini menjalankan kedua proses penting secara bersamaan. Sambil memproses penggandaan RNA (Asam ribonukleat) yang tersimpan dalam 16 tabung sampel dengan menggunakan teknik Thermal Cycling, mesinnya sekaligus mendeteksi RNA virus dengan teknik elektroforesis.

Pendeteksian itu dilakukan dengan mengamati intensitas pendaran cahaya dari senyawa khusus yang disebut fluorophore.

Senyawa itu terikat dengan RNA virus. “Semakin banyak RNA virus yang berhasil digandakan, maka semakin banyak senyawa khusus yang terikat,” kata Anggraini Barlian.

Dari empat jenis senyawa itu, tim baru memakai satu jenis fluorophore, yaitu SYBR Hijau (Green). Rencananya tim akan terus mengembangkan kemampuan mesinnya dengan menggunakan lebih dari satu jenis fluorophore pada saat yang bersamaan untuk meningkatkan akurasi deteksi virusnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini