MATA INDONESIA, LONDON – Keluarga Kerajaan Inggris yang telah mengukir sejarah lebih dari 1,000 tahun, diprediksi akan musnah dalam dua generasi. Pernyataan ini dilontarkan seorang penulis Inggris, Hilary Mantel dalam sebuah wawancara.
Monarki Inggris terbentuk ketika sang Penakluk, William sukses menginvasi Inggris tahun 1066. Sebelumnya, ada keterikatan antara beberapa kerajaan di Inggris, Skotlandia dan Wales jauh sebelum masa itu.
Mantel, penulis yang masyhur berkat karya triloginya yang berjudul “Wolf Hall” yang mengisahkan kebangkitan putra pandai besi bernama Thomas Cromwell dan berhasil menjadi Kepala Menteri saat Raja Henry VIII dan akhirnya dieksekusi, mengagumi pengabdian Ratu Elizabeth II dan pewaris takhta kerajaan, Pangeran Charles.
“Saya pikir mereka melakukannya sebaik mungkin, menganggapnya serius,” kata Hilary Mantel kepada The Times, melansir Reuters.
Tetapi ketika ditanya berapa lama Kerajaan akan bertahan, perempuan berusia 69 tahun itu mengatakan bahwa perhitungannya hanya dua generasi.
“Sangat sulit untuk memahami pemikiran di balik monarki di dunia modern ketika orang hanya dilihat sebagai selebritas,” ucapnya.
Jika prediksinya ternyata benar, maka cicit Ratu Elizabeth, Pangeran George yang saat ini berusia 8 tahun itu yang berada di urutan ketiga takhta setelah sang kakek, Pangeran Charles (72) dan ayah Pangeran William (39) tidak akan menjadi raja.
Pada awal September, Mantel memicu kemarahan publik Inggris. Pasalnya, ia mengatakan kepada La Repubblica bahwa Inggris saat ini adalah tempat yang berjalan dengan kekuasaan dan menggambarkan para Brexiteers sebagai kelompok oportunis yang tidak berperasaan.
“Saya ingin orang-orang berhenti berteriak dan mulai mendengarkan satu sama lain. Saya pikir di negara ini saat ini akan ada perubahan yang bisa menyelamatkan kita,” ucapnya.
Meskipun survei menunjukkan mayoritas jelas warga Inggris terus mendukung sistem monarki dan terutama menghormati dan mengagumi Ratu Elizabeth II, jajak pendapat pada bulan Mei menunjukkan bahwa orang-orang muda di Inggris sekarang lebih memilih kepala negara terpilih.