Kepatuhan Protokol Kesehatan di Jawa-Bali Lebih Baik dari Pulau Lain

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perilaku protokol kesehatan warga di Jawa dan Bali lebih baik dibandingkan di pulau lain. Padahal perilaku patuh protokol kesehatan merupakan tindakan yang harus terus ditingkatkan di seluruh daerah untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.

Walau Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat ini diberlakukan, ternyata tak membuat masyarakat di sejumlah wilayah di Indonesia untuk mematuhi protokol kesehatan.

Ketua Bidang data dan informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan  kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak di Jawa-Bali lebih baik dibanding dengan pulau lain. Artinya, masih banyak daerah yang belum patuh.

“Di level pulau saja sudah bisa merepresentasikan kepatuhan yang ada di Indonesia. Di Jawa [dan Bali] kepatuhan memakai masker dan jaga jarak lebih baik dibanding pulau di luar Jawa-Bali,” katanya.

Hal ini muncul dalam Forum Diskusi Salemba bertajuk ‘Evaluasi Efektivitas PPKM Darurat dalam Penanganan Pandemi COVID-19’ yang ditayangkan di Youtube ILUNI UI, Sabtu 7 Agustus 2021.

Dari data per 25 Juli-1 Agustus 2021 tersebut, memperlihatkan hanya 16,83 persen kelurahan/desa di Pulau Jawa dan Bali yang tingkat kepatuhan menggunakan maskernya rendah. Sementara untuk jaga jarak berada di angka 24,07 persen.
Pulau yang memiliki tingkat kepatuhan menerapkan protokol kesehatan terendah adalah Sulawesi. Terlihat bahwa Pulau Sulawesi memiliki 48,54 persen kelurahan/desa yang tingkat kepatuhan menggunakan maskernya rendah. Kemudian untuk jaga jarak berada di angka 45,78 persen.

“Di Sulawesi ada 48 persen kelurahan desa yang kepatuhannya rendah. Kurang lebih hampir 50 persen di sana yang kepatuhan jaga jarak dan maskernya rendah,” tambah Dewi.

Setelah Sulawesi, Maluku dan Papua jadi pulau yang tingkat kepatuhan memakai masker maupun menjaga jaraknya yang juga masih sangat rendah.

“Kemudian kedua yang terendah adalah Maluku dan Papua di 40 persen. Kemudian Sumatera peringkat ketiga angkanya masih 30 persen artinya masih rendah kepatuhannya di sana,” katanya.

Secara nasional, kepatuhan menggunakan masker di kelurahan/desa yang rendah mencapai 24,70 persen dan 27,42 persen untuk menjaga jarak.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sambut Pilkada 2024, PDIP Kulon Progo Jaring Empat Nama Kadernya Maju Bacalon Bupati

Mata Indonesia, Kulon Progo - Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Kulon Progo sedang melakukan penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Ketua DPC PDI Perjuangan Kulon Progo, Fajar Gegana, menyatakan bahwa penjaringan ini dilakukan melalui rapat kerja cabang yang diadakan serentak di 12 pengurus anak cabang (PAC). Salah satu agenda utama adalah penjaringan dari tingkat bawah untuk bakal calon bupati dan wakil bupati.
- Advertisement -

Baca berita yang ini