MATA INDONESIA, SEOUL – Kepala Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, Park Jie-won mengatakan bahwa proposal Amerika Serikat (AS) untuk menyediakan vaksin Covid-19 ke Korea Utara dapat membantu menghidupkan kembali negosiasi nuklir yang telah lama terhenti di antara kedua negara.
“Saya percaya bahwa jika AS dengan lebih berani mengusulkan untuk menyediakan vaksinnya, momentum dapat diciptakan untuk membawa Korea Utara kembali ke pembicaraan,” demikian pernyataan Kantor Berita Yonhap mengutip kepala intelijen.
Sebagaimana diketahui Pyongyang telah memberlakukan penguncian perbatasan yang ketat sejak tahun lalu, meski negara yang dipimpin oleh Presiden Kim Jong-un itu mengklaim bebas dari virus corona.
Fasilitas COVAX, platform distribusi vaksin global, telah memberikan sekitar 6,7 juta dosis vaksin ke Korea Utara. Akan tetapi, Pyongyang tetap tidak menanggapi bantuan vaksin yang diusulkan.
Park mengatakan Korea Utara mungkin tidak puas karena tidak mendapatkan imbalan apa pun karena mempertahankan moratorium uji coba nuklir dan rudal jarak jauh yang diberlakukannya sendiri selama empat tahun terakhir.
“AS menyatakan minatnya dalam beberapa cara untuk mencabut sanksi yang terkait dengan mata pencaharian orang (Korea Utara) – seperti impor minyak sulingan, ekspor batu bara dan mineral dan impor kebutuhan sehari-hari – bisa menjadi petunjuk untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian di Semenanjung Korea,” tuturnya.
Park sekali lagi mendesak Pyongyang untuk menanggapi seruan dialog tentang isu-isu yang menjadi kepentingan bersama, termasuk desakan Seoul untuk menyatakan secara resmi berakhirnya Perang Korea 1950-53.
“Kebijakan bermusuhan dan standar ganda dapat menjadi salah satu agenda,” tuntasnya, melansir Bussiness Standard.