MATA INDONESIA, VIRGINIA – Seorang mahasiswi secara lantang mengemukakan pendapatnya di hadapan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris. Dalam diskusi yang diadakan di Universitas George Mason di Virginia, mahasiswi tersebut menuduh Israel melakukan genosida terhadap etnis Palestina.
Lebih lanjut, mahasiswi yang tidak menyebutkan namanya itu mengidentifikasi dirinya sebagai keturunan Yaman-Iran dan bukan warga AS itu juga meluapkan kemarahannya atas pendanaan AS untuk sistem pertahanan Iron Dome milik Israel.
“Anda mengangkat bagaimana kekuatan rakyat dan demonstrasi dan pengorganisasian sangat berharga di Amerika. Tetapi saya melihat bahwa selama musim panas telah terjadi protes dan demonstrasi dalam jumlah besar untuk mendukung Palestina,” kata mahasiswi tersebut, melansir The Jerussalem Post, Kamis, 30 September 2021.
“Tetapi kemudian beberapa hari yang lalu, ada dana yang dialokasikan untuk terus mendukung Israel, yang menyakiti hati saya karena itu adalah genosida etnis dan pemindahan orang, hal yang sama terjadi di Amerika, dan saya yakin Anda menyadari hal ini,” sambungnya.
Mahasiswi itu kemudian mempertanyakan mengapa uang miliaran USD pergi ke Israel dan Arab Saudi bukan untuk menangani berbagai isu sosial di Negeri Paman Sam.
“Orang-orang sangat sering berbicara tentang apa yang mereka butuhkan. Saya merasa perlu membicarakan hal ini karena ini memengaruhi hidup saya dan orang-orang yang sangat saya sayangi dalam kehidupan,” katanya.
Menanggapi isi hati sang mahasiswi, Harris mengaku senang ada seseorang yang kritis. Harris mengatakan demokrasi paling kuat ketika semua orang berpartisipasi dan terlemah ketika ada yang ditinggalkan.
“Suara Anda, perspektif Anda, pengalaman Anda, kebenaran Anda tidak dapat ditekan, dan itu harus didengar,” kata Harris.
“Itu bukan hanya tentang hadir secara fisik tetapi suara Anda hadir. Tujuan kita harus persatuan, tapi bukan keseragaman. Persatuan tidak boleh dengan mengorbankan satu orang mengatakan, ‘Demi persatuan, oh Anda diam tentang hal itu.’ Itu bukan persatuan. Kemudian kita melihat di mana itu berakhir dalam debat yang sehat tentang masalah ini,” tutur perempuan berdarah India itu.
Namun, pernyataan Harris menuai kemarahan Mantan duta besar AS untuk Israel David Friedman. Dalam akun Twitter-nya, Friedman menyatakan bahwa serangan terhadap Israel adalah sebuah kebohongan.
“Memalukan. Ada kebenaran dan ada kebohongan. Tidak ada yang berhak atas kebenaran pribadi mereka. Serangan terhadap Israel ini hanyalah sebuah kebohongan dan VPOTUS (Wapres AS) seharusnya menyerukan hal itu,” tulis Friedman.