MINEWS, JAKARTA-Perkembangan dan potensi musik digital mulai ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia dengan melebarkan sayapnya ke kancah internasional.
Hal itu diikuti dengan bentuk kerjasama antara Duta Besar RI untuk PBB di Jenewa, Hasan Kleib dengan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dan The Commonwealth dalam acara e-Commerce Week 2019 di Jenewa, Swiss.
Hasan mengatakan musik digital adalah salah satu bentuk ekonomi kreatif yang memiliki potensi besar dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Menurutnya, musik sebagai budaya dan teknologi dapat berkolaborasi dalam pengembangan kreativitas di era digital.
Kontribusi industri musik untuk ekonomi Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Namun menurutnya Indonesia perlu memberikan jaminan perlindungan hak kekayaan kepada industri musik, karena itu saat ini dia sedang menggodok rencana itu.
“Pada tahun 2018, kontribusi industri musik pada PDB Indonesia naik 7,59 persen dari tahun sebelumnya, dan telah menciptakan lapangan kerja bagi 56.000 orang,” kata Hasan dalam keterangan tertulisnya.
Namun, kata dia, perkembangan musik digital sebagai bagian dari ekonomi kreatif juga harus disertai dengan adanya jaminan perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual.
Untuk itu, melalui kepemimpinan Indonesia di WIPO Committee on Development and Intellectual Property (CDIP), telah disepakati pembahasan hak kekayaan intelektual dan ekonomi kreatif sebagai tema utama sidang CDIP pada sesi Mei 2020.
Selain mengajak UNCTAD, dia juga mengajak negara-negara di forum PBB untuk bekerja sama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif.
Sementara itu, Managing Director PT Massive Music Entertainment, Irfan Aulia di sana memperkenalkan sebuah blockchain database bernama Portamento yang saat ini dikembangkan bersama oleh BEKRAF dan pelaku industri musik Indonesia.
Database itu untuk melindungi pemilik hak cipta dan memastikan adanya transparansi mengenai royalti dan hak lainnya yang diterima oleh berbagai pihak.
E-Commerce Week 2019 merupakan forum pertemuan para menteri, pejabat tingkat tinggi, CEO, organisasi internasional serta akademisi dari sekitar lebih dari 100 negara untuk membahas berbagai tantangan dan potensi ekonomi digital dengan tujuan mencapai pembangunan yang inklusif, merata dan berkelanjutan.