Kemarau Ancam DIY hingga Akhir Tahun, 23 Kelurahan di Kulon Progo Rawan Kekeringan

Baca Juga

Sebanyak 23 kelurahan di tujuh kapanewon wilayah Kulon Progo dikategorikan rawan kekeringan selama kemarau panjang 2024. Kalurahan-kalurahan ini tersebar di Kapanewon Samigaluh, Kokap, Girimulyo, Kalibawang, Pengasih, Panjatan, dan Sentolo.

Kepala BPBD Kulon Progo, Taufik Prihadi, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi kemarau panjang, khususnya ancaman kekeringan di Bumi Binangun. BPBD Kulon Progo telah berkoordinasi dengan semua kalurahan yang masuk dalam kategori rawan kekeringan.

Menurut Taufik, koordinasi ini mencakup prosedur pengajuan bantuan droping air dan manajemen sumber air.

“Kami telah menyampaikan kepada Lurah dan pamong kalurahan lain untuk aktif membantu warga yang mengalami kekeringan dan memastikan permohonan droping air dikelola dengan baik oleh pemerintah kalurahan,” jelasnya, Kamis 20 Juni 2024.

Taufik menambahkan bahwa pemerintah kalurahan yang rawan kekeringan akan meningkatkan pemantauan untuk mencegah krisis air berkepanjangan selama kemarau.

“Kalurahan harus lebih aktif dalam memanajemen permohonan air agar efektif dan efisien,” paparnya.

Mitigasi krisis air di Kulon Progo juga dilakukan bersama instansi lain seperti PMI dan Dinsos Kulonprogo.

“Karena keterbatasan anggaran dan sarana prasarana, kami juga sudah berkoordinasi dengan PMI dan Dinsos untuk memenuhi kebutuhan air saat ada permintaan droping,” kata dia.

Koordinasi dengan BMKG juga dilakukan untuk mengetahui prediksi kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga September 2024.

“Prediksi ini menjadi dasar kami menyusun strategi agar mitigasi lebih maksimal,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulon Progo, Budi Prastawa, menyebut belum ada permohonan droping air yang masuk hingga Selasa 18 Juni 2024. Selain droping air, Budi menyarankan masyarakat untuk mengecek debit air di sumber-sumber yang digunakan sehari-hari.

Pengecekan debit air diperlukan karena BPBD Kulon Progo sudah mulai mencatat penurunan volume air di wilayah tersebut.

“Sumber-sumber air yang ada perlu terus dijaga dan dilestarikan agar kekeringan tidak semakin meluas,” jelasnya.

Budi juga menekankan pentingnya manajemen air dalam menghadapi musim kemarau agar penggunaan air lebih hemat dan efektif.

“Kami juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap kebakaran lahan yang biasanya terjadi saat kemarau, meskipun belum ada kejadian, kewaspadaan perlu ditingkatkan,” ujar dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tolak Pengaruh Buruk Kelompok Kepentingan di Tengah Pilkada 2024

Mata Indonesia, Bandung - Di ambang perubahan besar pada panggung politik Indonesia, dengan peralihan presiden dan Pilkada 2024 semakin...
- Advertisement -

Baca berita yang ini