Kekurangan Pangan, Warga Korea Utara Terancam Kelaparan Saat Musim Dingin

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Warga Korea Utara (Korut) terancam kelaparan saat musim dingin nanti. Pasalnya, mereka kekurangan pangan karena pintu perbatasan telah ditutup sejak Januari tahun lalu untuk mencegah penyebaran covid-19.

Dikutip dari laman BBC, Jumat 5 November 2021, pembelot yang berbasis di Korea Selatan memberi tahu bahwa keluarga mereka di Korea Utara akan kelaparan. 

“Masalah seperti lebih banyak anak yatim piatu di jalanan dan kematian karena kelaparan terus dilaporkan,” kata Lee Sang Yong, pemimpin redaksi Daily NK, yang memiliki sumber di Korea Utara.

Menurutnya, saat ini, mendapatkan informasi dari Korea Utara semakin sulit. Bahkan mengirim pesan ke luar negeri kepada keluarga dan teman-teman yang telah membelot ke Korea Selatan memiliki risiko yang sangat besar.

Siapa pun yang tertangkap dengan ponsel yang tidak sah dapat dijebloskan ke kamp kerja paksa. Namun, beberapa masih mencoba mengirim surat atau pesan suara melalui teks ke orang yang mereka cintai dan publikasi di Seoul.

Korea Utara selalu berjuang dengan masalah kekurangan pangan, tetapi pandemi telah memperburuk situasi yang buruk. 

Pemimpin Kim Jong-un membandingkan situasi saat ini dengan bencana terburuk negara itu pada 1990-an, yang dikenal sebagai “Pawai Sulit”, di mana ratusan ribu orang tewas dalam kelaparan.

Korea Utara tampaknya bersiap untuk membuka kembali perbatasan dengan China, tetapi tidak jelas berapa banyak perdagangan dan bantuan yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan ekonomi yang telah terjadi di negara itu.

Panen tahun ini sangat menentukan. Tanaman tahun lalu sebagian hancur oleh serangkaian topan. PBB memperkirakan bahwa negara itu kekurangan setidaknya dua sampai tiga bulan pasokan makanan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini