Kekeringan di Wonogiri, Warga Rela Jual Emas dan Ternak untuk Dapatkan Air Bersih

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Musim kemarau ini, beberapa daerah di Indonesia mengalami kekeringan parah. Banyak dari mereka kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk digunakan sehari-hari.

Seperti halnya di kawasan Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng). Air bersih menjadi barang paling berharga, warga disana rela menjual perhiasan dan ternak untuk membeli air bersih.

“Kami di Paranggupito biasa menjual perhiasan emas, sepeti cincin atau kalung, nanti uangnya untuk membeli air bersih. Kadang menjual ternak seperti kambing atau sapi, juga buat beli air,” ujar Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito, Jimin, Jumat 5 Juli 2019.

Menjual perhiasan dan ternak, sebut dia, terpaksa dilakukan mengingat sebagian warga sudah tidak memiliki persediaan finansial yang mencukupi. Apa lagi hasil pertanian juga tidak bisa diandalkan di musim kering seperti ini.

Harga air bersih, saat ini mencapai Rp 150 ribu per tangki ukuran 6000 liter. Harga tersebut bisa melonjak hingga Rp 170 ribu ketika puncak kemarau tiba. Terkait harga perhiasan dan ternak, menurut dia, mengikuti harga pasar.

Sementara itu Koordinator PPL Kecamatan Eromoko, Tursi, mengatakan sekitar 300 hektare lahan pertanian mengering di kecamatan tersebut. Ada sumber air di salah satu desa. Namun untuk mengalirkan air butuh mesin pompa dengan kapasitas besar.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengakui kekeringan telah menjadi langganan bagi sekitar 31 desa di 7 kecamatan di Wonogiri bagian selatan. Hampir bisa dipastikan setiap kemarau tiba, air menjadi barang langka sehingga warga terpaksa harus membeli.

Program mengatasi kekeringan yang dijalankan selama ini, diakuinya masih bersifat penyelesaian masalah sementara. Pemberian bantuan air bersih misalnya, dinilainya cenderung memanjakan warga.

Pamkab Wonogiri sedang merencanakan pembangunan sarana air bersih dengan mengangkat sumber-sumber air bawah tanah. Bebatuan karst di Wonogiri bagian selatan selama ini memang diketahui banyak menyimpan sumber air dan sungai bawah tanah.

Pemkab Wonogiri menyiapkan Rp 28 miliar untuk program pembebasan 7 kecamatan langganan kekeringan dari krisis air bersih setiap tahunnya. Tujuh kecamatan itu adalah Pracimantoro, Paranggupito, Manyaran, Eromoko, Giriwoyo, Giritontro dan Nguntoronadi.

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini