MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Pejabat tinggi militer Australia menjanjikan perubahan bahwa kekejaman yang dilakukan tentara khusus negaranya takkan kembali terjadi. Belum lama ini, Kepala Jenderal Angkatan Pertahanan, Angus Campbell mengakui, tentara khusus Australia secara ilegal membunuh 39 warga sipil di Afganistan.
Angkatan Pertahanan Australia (ADF) merilis temuan dari penyelidikan selama empat tahun atas pelanggaran yang dilakukan oleh tentara khusus Australia. Setidaknya ada 57 insiden diselidiki, usai mendengar laporan dari ratusan saksi.
Dalam penyelidikan, pembunuhan tersebut terjadi antara tahun 2005 dan 2016. Di mana komando senior tentara khusus Australia tersebut memaksa juniornya untuk membunuh tawanan yang tidak berdaya.
Campbell mengatakan, dia akan dimintai pertanggungjawaban untuk memastikan bahwa laporan tersebut ditangani secara menyeluruh, serta tugas dan kinerjanya sebagai komandan di Timur Tengah tahun 2011.
“Saya ingin ADF mengakui bahwa ini adalah sesuatu yang harus kami miliki karena jika kami tidak memilikinya, maka kami tidak akan memperbaikinya dan jika kami tidak memperbaikinya, kengerian ini mungkin muncul lagi dan saya tidak dapat menerimanya,”kata Campbell kepada ABC, melansir Reuters, Minggu, 22 November 2020.
Setidaknya terdapat 19 anggota dan mantan tentara khusus Australia akan dirujuk ke penyidik khusus yang akan segera ditunjuk untuk menentukan apakah cukup bukti untuk diadili.
“Saya melihat tanggung jawab berlapis di sini. Saya bertekad untuk melihat perubahan yang mendalam, komprehensif, dan abadi jika diperlukan,” sambungnya.