MATA INDONESIA, JAKARTA-Program Food Estate yang digulirkan pemerintah memiliki dampak besar terhadap perbaikan ekonomi di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal ini dikatakan Bupati Sumba Tengah, Paulus Limu, saat menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat dalam mengembangkan food estate di NTT.
“Kami sangat apresiasi, karena kebijakan ini sangat mulia dan sangat berharga bagi masyarakat. Sebelumnya, kami adalah kabupaten termiskin di Indonesia, yakni 36 persen,” kata Paulus di tengah petani.
Paulus mengatakan, saat ini food estate di Sumba Tengah terbagi menjadi lima zona. Zona satu ada di Desa Umbu Pabal, zona dua di Desa Umbu Pabal Selatan, zona tiga di Desa Elu, zona empat di Desa Makatakeri dan zona lima di Desa Tanamodu, Kecamatan Katikutana Selatan.
“Food Estate di Sumba Tengah seluas 5000 hektare. Sawahnya 3000 hektare dan ladangnya 2000 hektare. Semuanya berjalan dengan baik,” katanya.
Menurut Paulus, Para petani dan masyarakat Sumba Tengah menyambut antusias kehadiran program food estate di lima zona tersebut. Apalagi program ini diyakini mampu menaikan taraf hidup mereka, dengan mendulang hasil penen yang jauh lebih besar.
“Sejak ada food estate, kami jadi lebih cepat untuk bertanam dan produksinya bagus. Artinya, yang tidak terolah menjadi terolah. Kenapa? Karena mekanisasi masuk dan bantuan lainnya juga masuk,” katanya.
Dominggus, salah satu petani di Desa Makatakeri menyambut antusias jalannya program jangka panjang pemerintah. Food estate yang kini memasuki masa tumbuh sumbur.
“Terimakasih kepada Bapak Jokowi dan Bapak Menteri (Syahrul Yasin Limpo) karena saya dibantu pupuk dan alsintan (alat mesin pertanian), sehingga bertanam dan panen jadi lebih cepat dan menghemat biaya,” katanya.
Menurut Dominggus, penghematan biaya bisa dihitung dari proses tanam yang biasanya memakan waktu 2 hari menjadi 2 jam. Kalau dulu, Dominggus tak pernah menggunakan pupuk, karena terkendala biaya dan ongkos pengambilan yang sangat mahal.