Kecanduan Seks, Pria di AS Bunuh 8 Pekerja Panti Pijat

Baca Juga

MATA INDONESIA, GEORGIA – Pelaku pembunuhan di panti pijat Asia di wilayah Atlanta, Amerika Serikat (AS) yang menewaskan delapan orang diganjar hukuman penjara seumur hidup dan tanpa pembebasan bersyarat.

Hakim Ketua Pengadilan Tinggi Distrik Cherokee, Ellen McElyea menjatuhkan hukuman untuk Robert Aaron Long, setelah lebih dari empat bulan pasca insiden penembakan pada 16 Maret di tiga panti pijat yang berbeda.

Long didakwa atas 23 tuduhan terkait dengan penembakan itu, termasuk pembunuhan keji dan penyerangan berat. Pria berusia 22 tahun itu mengaku bersalah atas setiap dakwaan terhadap dirinya.

Jaksa Distrik Cherokee County, Shannon Wallace merekomendasikan hukuman, berupa kurungan seumur hidup tanpa adanya kemungkinan pembebasan bersyarat, plus kurungan tambahan selama 35 tahun. Sang hakim ketua pun setuju dengan rekomendasi jaksa.

Selain itu, Jaksa Wallace juga mengatakan bahwa para korban yang selamat dan keluarga dari korban yang terbunuh sepakat menolak hukuman mati kepada Long.

“Terdakwa tidak berbelas kasihan dalam tindakannya tetapi para korban yang masih hidup dan keluarga korban yang terbunuh memilih untuk meminta belas kasihan,” kata Jaksa Shannon Wallace, melansir VOA, Rabu, 28 Juli 2021.

“(Keluarga korban) lebih suka terdakwa ini menghabiskan setiap sisa hidupnya di penjara dihadapkan dengan kenangan dari keburukannya sendiri,”  sambungnya.

Saat sidang berlangsung, Wallace mengatakan bahwa motif Long adalah karena kecanduannya pada seks dan bahwa penyelidik Cherokee County tidak melihat bukti bias rasial.

Robert Aaron Long masih menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah dalam empat penembakan lain di Atlanta, di mana ia juga menghadapi tuduhan terorisme domestik selain pembunuhan. Long berkulit putih dan enam korbannya adalah perempuan keturunan Asia.

“Long berjalan melalui bisnis pijat di Woodstock, kemudian menembak siapa saja dan semua orang yang dilihatnya. Dia termotivasi oleh kecanduan seks dan keinginannya untuk menghilangkan sumber godaannya, bukan oleh kebencian terhadap orang Asia atau perempuan,” sambung Jaksa Wallace.

Semua bukti yang dikumpulkan terkait dengan Kabupaten Cherokee, sampai pada kesimpulan yang sama bahwa kejahatan ini tidak dimotivasi oleh bias atau kebencian terhadap orang Amerika keturunan Asia.

Polisi menuturkan bahwa serangan dimulai ketika Long menembak dan menewaskan empat orang, di mana tiga di antaranya adalah perempuan dan dua keturunan Asia, di Youngs Asian Massage. Dia juga menembak dan melukai orang kelima, kata polisi.

Long kemudian mengemudi ke selatan ke Atlanta, di mana dia menembak dan membunuh tiga perempuan di Gold Spa sebelum menyeberang jalan ke Aromatherapy Spa dan menembak mati perempuan lain, kata polisi. Semua korban di Atlanta adalah perempuan keturunan Asia.

“Dia tampaknya memiliki masalah, apa yang dia anggap sebagai kecanduan seks, dan melihat lokasi ini sebagai sesuatu yang memungkinkan dia untuk pergi ke tempat-tempat ini, dan itu adalah godaan baginya yang ingin dia hilangkan,” kata Kapten Sheriff Cherokee Jay Baker.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini