Katanya Demokratis, Prancis Larang Pemakaian Atribut Keagamaan di Lapangan Sepakbola

Baca Juga

MATA INDONESIA, PARIS – Gerakan anti-Islam atau Islamophobia masih eksis di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali negara yang menganut paham demokrasi. Di Prancis, seorang pesepakbola perempuan berhijab bahwa dilarang turun ke lapangan.

Sebagaimana diketahui, Federasi Sepakbola Prancis melarang para pemain sepakbola yang bertanding memakai atribut keagamaan, termasuk pemakaian jilbab dan kippa Yahudi. Sontak, aturan ini memicu gelombang protes.

Pada Rabu (9/2), sekitar pukul 6 sore waktu setempat, sekelompok perempuan muda, beberapa dari mereka memakai jilbab, berkumpul di lapangan Esplanade des Invalides di Paris.

Mereka membawa plakat yang berisikan kalimat “Sepakbola untuk semua” dan “Mari kita bermain”. Para perempuan ini adalah bagian dari ‘The Hijabeuses’, sekelompok pesepakbola perempuan yang memperjuangkan hak untuk mengenakan jilbab dalam pertandingan resmi, yang dilarang di Prancis.

Aturan ini membuat suhu politik di Prancis kian memanas, hanya dua bulan menjelang pemilihan presiden. Dan menjadi topik yang telah memicu perdebatan sengit di dua kamar parlemen Prancis.

Amandemen tersebut awalnya diperkenalkan oleh partai sayap kanan Les Républicains, dan diadopsi pada 19 Januari oleh majelis tinggi Senat dengan 160 suara berbanding 143.

Pada debat di Majelis Nasional, Anggota Parlemen Les Républicains ric Ciotti, penasihat kandidat presiden partai Valérie Pécresse, mengecam pemerintah atas apa yang dia anggap kelembutannya dalam menghadapi Islamisme yang merayap di masyarakat Prancis.

“Islamisme menyebar di musala, masjid, rumah dan sekarang di klub olahraga!” kata mereka, melansir France24.

Régis Juanico, seorang anggota parlemen dari Partai Sosialis kiri-tengah, menegaskan bahwa olahraga adalah kendaraan untuk integrasi, persaudaraan republik, dan bukan kebencian atau perpecahan.

Sementara itu, politisi Partai Komunis Marie-George Buffet mengingatkan Majelis bahwa sekularisme dan netralitas adalah jantung dari budaya olahraga Prancis.

Berbicara kepada stasiun radio LCI, Menteri Kesetaraan Gender Prancis, Lisabeth Moreno mengatakan bahwa hukum di Prancis mengizinkan para pesepakbola perempuan mengenakan jilbab dan bermain sepak bola.

“Di lapangan sepak bola hari ini, jilbab tidak dilarang. Saya ingin hukum dihormati. Kaum perempuan harus diizinkan untuk berpakaian sesuka mereka, kata Lisabeth Moreno kepada AFP.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pentingnya Merajut Persatuan Masyarakat Pasca Pilkada 2024

JAKARTA - Pasca Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, integrasi kehidupan sosial masyarakat menjadi salah satu hal yang sangat penting...
- Advertisement -

Baca berita yang ini