MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha mendesak warganya untuk tetap tinggal di rumah demi menahan wabah virus corona. Pihak berwenang mengonfirmasi rekor harian mencapai 745 infeksi baru.
Pemerintah telah mendeklarasikan 28 provinsi, termasuk Bangkok, sebagai zona berisiko tinggi. Pemerintah juga meminta warga untuk bekerja dari rumah dan menghindari berkumpul atau bepergian ke luar provinsi mereka, karena angka infeksi meningkat setelah wabah pertama kali terdeteksi bulan lalu di pasar makanan laut.
Meski demikian, Thailand tidak akan memberlakukan lockdown total. Perdana Menteri Prayuth mengatakan bahwa pemerintah menghindari kebijakan lockdown karena memperhatikan sektor ekonomi.
“Kami tidak ingin mengunci seluruh negeri karena kami tahu apa masalahnya, oleh karena itu bisakah kalian semua mengunci diri?” kata Perdana Menteri, Prayuth Chan-ocha, melansir Reuters, Senin, 4 Januari 2021.
“Terserah semua warga, apabila tidak ingin tertular, maka tetap tinggal di rumah selama 14 sampat 15 hari. Apabila Anda berpikir seperti ini, semuanya akan aman,” sambungnya.
Dari 745 kasus, sebanyak 541 kasus telah dilaporkan pada Minggu (3/1) oleh otoritas provinsi. Thailand telah mencatat 8.439 kasus virus corona dengan 65 kematian. Thailand menjadi negara dengan angka kematian terendah di Asia.
Sebagian besar kasus baru terkait dengan kelompok pekerja migran yang dimulai di Samut Sakhon, sebuah provinsi di barat daya Bangkok, dan menyebabkan infeksi di lebih dari separuh provinsi negara itu.
Otoritas Bangkok memerintahkan restoran dan penjaja makanan kaki lima untuk menghentikan layanan makan malam antara pukul 7 malam hingga pukul 6 pagi, mulai hari Selasa (5/1) untuk mengurangi risiko penyebaran virus. Penjualan alkohol di restoran telah dilarang dan bar serta tempat hiburan lainnya ditutup di provinsi berisiko tinggi.