MATA INDONESIA, JAKARTA – Lebih dari 300 ribu orang di Eropa meninggal dunia akibat infeksi virus corona. Pihak berwenang khawatir, kematian dan infeksi akan terus mengintai kawasan Benua Biru saat musim dingin nanti, meskipun ada harapan untuk vaksin baru.
Dengan hanya 10% dari populasi dunia, Eropa menyumbang hampir seperempat dari 1,2 juta kematian di dunia. Bahkan rumah sakit di negara-negara Eropa yang lengkap sekalipun merasakan tekanan.
Meski telah menerapkan kebijakan lockdown di awal tahun, toh kasus infeksi virus corona tak lantas menurun, malah sebaliknya. Jumlah kasus terus mengalami lonjakan di gelombang kedua, membuat pemerintah kembali memberlakukan serangkaian pembatasan demi meminimalisir kontak sosial.
Melansir Reuters, Rabu, 11 November 2020, secara keseluruhan Eropa telah melaporkan sekitar 12,8 juta kasus virus corona dan sekitar 300,114 kematian. Dalam seminggu terakhir, telah terjadi 280 ribu kasus dalam sehari, naik 10% dari minggu sebelumnya.
Harapan baru hadir, setelah perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer, mengatakan hasil uji vaksin buatan mereka telah menunjukkan 90% efektivitas. Namun, vaksin ini baru akan tersedia tahun 2021 dan pihak medis harus bekerja keras mengatasi musim dingin ini tanpa bantuan.
Inggris, yang telah memberlakukan new lockdown, memiliki angka kematian tertinggi di Eropa, sekitar 49 ribu. Negeri Ratu Elizabeth menghadapi lebih 20 kasus baru setiap harinyaa. Para ilmuwan bahkan memberi peringatan skenario “kasus terburuk” dengan 80 ribu kematian dapat terlampaui.
Prancis, Spanyol, Italia, dan Rusia juga telah melaporkan ratusan kematian setiapnya. Kelima negara tersebut menyumbang hampir tiga perempat dari total kematian. Prancis juga menjadi negara dengan dampak terparah di Eropa.
Negara yang dipimpin Presiden Emmanuel Macron itu telah mencatat lebih dari 48,700 kasus infeksi virus corona perhari selama seminggu terakhir dan otoritas kesehatan Prancis mengatakan pekan lalu bahwa 92% dari kapasitas ICU terisi.
Menghadapi tekanan serupa, rumah sakit di Belgia dan Belanda bahkan terpaksa mengirim sejumlah pasien yang sakit parah ke rumah sakit di Jerman. Di Italia, truk tentara digunakan untuk mengangkut orang meninggal selama awal pandemi, rata-rata kasus baru setiap hari mencapai angka 32,500 dan angka kematian meningkat lebih dari 320 per hari selama tiga minggu terakhir.