MATA INDONESIA, JAKARTA – Meski kasus positif Covid19 masih tinggi, Pemerintah India terpaksa harus mencabut lockdown nasional untuk menghidupkan kembali ekonomi yang hancur karena pandemi Covid19 yang diakibatkan virus corona. Padahal kasus positif masih tinggi.
Maka mal, restoran, dan tempat ibadah akan dibuka pada 8 Juni. The Straits Times menyebutkan India memberlakukan lockdown ketat sejak 25 Maret 2020 dengan aturan yang ketat di daerah-daerah dengan banyak kasus positif.
Kondisi itu diberlakukan sedianya hingga 30 Juni 2020. Pihak berwenang akan memutuskan membuka sekolah dan perguruan tinggi pada bulan Juli. Sementara penerbangan internasional direncanakan baru dibuka di tahap paling akhir.
Namun hingga Mei ini ekonomi India kian terpuruk. Celakanya kasus positif Covid19 masih tercatat paling banyak di Asia.
Maka, 31 Mei ini Otoritas India seperti dilansir Straits Times, 30 Mei 2020, akan membuka kembali penerbangan domestik serta perjalanan kereta api antarnegara bagian.
Ekonomi India jatuh paling parah dalam kurung lebih dari empat dekade terakhir.
Kementerian Statistik mengatakan dalam sebuah pernyataan di New Delhi pada hari Jumat bahwa produk domestik bruto diperluas 3,1 persen dalam tiga bulan hingga Maret dibanding tahun lalu.
Pembatasan ketat negara itu memaksa sekitar 122 juta orang kehilangan pekerjaan pada bulan April. Pusat Pemantauan Ekonomi India Pvt bahkan menyebutkan setidaknya 12 juta orang, sesuai perkiraaan Bank Dunia, berada di tingkat kemiskinan yang ekstrim.
Terlepas dari diizinkannya trotoar untuk dipakai berjualan kembali, sebagian besar bisnis masih berjuang untuk memulai lagi seiring pembukaan lockdown usai usaha mereka berantakan.
Hingga 30 Mei, di India tercatat 4.983 pasien Covid19 meninggal dunia. Angka ini melampaui angka di Cina yang mencapai 4.638 meninggal dunia.