Kasus Covid-19 Melonjak, Ekonom Sarankan Tak Perlu Pembatasan Kegiatan Masyarakat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Lonjakan kasus covid-19 varian Omicron saat ini terus naik. Tercatat Minggu 30 Januari 2022 berada di angka 2.526 kasus.

Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), Riyanto, mengatakan agar pemerintah tidak melakukan pembatasan kegiatan masyarakat yang ketat. Sebab, kebijakan itu akan berpengaruh terhadap perekonomian.

“Jadi kalau tidak ada pembatasan kegiatan, perekonomian akan normal, dan ini bagus buat masyarakat,” kata Riyanto, Senin 31 Januari 2022.

Dia mengakui, kasus varian omicron memang naik. Namun, sebagian besar hanya merasakan gejala ringan bahkan tak ada gejala. Oleh karena itu, Riyanto mengimbau agar masyarakat dan pemerintah agar tak khawatir belebihan. Apalagi, herd immunity juga sudah terbentuk.

“Omicron seperti flu biasa. Yang terkena akan sembuh dengan istirahat dan minum obat. Bahkan sebagian wilayah Indonesia, seperti Jabodetabek dan sekitarnya mungkin sudah mencapai herd immunity (kekebalan kelompok),” ujarnya.

Sebagai informasi, terdapat penambahan kasus baru positif Covid-19 di Tanah Air Minggu sebanyak 12.422 orang. Dengan demikian, angka konfirmasi positif Covid-19 terhitung sejak Maret 2021 menjadi 4.343.185 jiwa.

Di sisi lain, jumlah pasien yang sembuh dan terbebas dari virus Corona dilaporkan terus bertambah. Ada peningkatan sebanyak 3.241 orang hingga saat ini. Maka, kasus sembuh dari Covid-19 di Tanah Air telah menyentuh angka 4.137.164 orang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini