MATA INDONESIA, JAKARTA – Banjir besar yang melanda sebagian wilayah Kalimantan Selatan, telah berdampak terhadap 46.235 hektare (ha) lahan pertanian warga.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Syamsir Rahman mencatat, akibat terdampaknya puluhan ribu ha lahan tersebut, berdasarkan kalkulasi produksi padi, Kalsel telah kehilangan sekitar 200 ribu ton.
Namun, Syamsir memastikan, dampak banjir ini tidak berpengaruh pada keberlangsungan stok padi di Kalsel.
Hanya saja, menurutnya, bencana ini mengurangi nilai produksi pertanian secara keseluruhan, karena dampak pengurangan 200 ton. Untuk sektor pertanian, lahan yang terdampak di Kalsel terdiri dari lahan tanaman pertanian, padi, jagung dan lain dan lain termasuk perkebunan adalah seluas 46.235 ha.
“Tetapi jangan khawatir, 200 ribu ton itu sangat kecil karena surplusnya di 2 juta ton. Empat bulan ke depan, kita masih aman karena pak gubernur selalu memberikan arahan kepada bupati untuk persiapan di lumbung pangan dan stok pangan sudah tersedia, ” kata Syamsir, Sabtu 23 Januari 2021.
Ia menjamin, selama empat bulan ke depan, stok padi di Kalsel masih aman. Apalagi, pihaknya akan melakukan penanaman kembali empat bulan mendatang dan panen kembali.
Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat merespons musibah banjir besar yang melanda Kalsel. Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementan langsung mendata total lahan yang terendam banjir dan mengirimkan bantuan bagi petani Kalsel yang terdampak banjir.
Bantuan tersebut berupa benih bibit padi secara gratis sebanyak 50 ribu hektare. Pemerintah juga akan memperbaiki dan mengganti rumah penyuluh dan balai penyuluh pertanian yang rusak berat karena banjir.