Kampung Perikanan Budidaya Bandeng Dorong Perekonomuan Masyarakat Sulawesi Selatan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencanangkan kampung perikanan budidaya di Provinsi Sulawesi Selatan.

Pembangunan kampung perikanan budidaya itu diharapkan dapat memberikan motivasi kepada pembudidaya untuk berusaha lebih giat dengan dukungan sinergi antara pemerintah, stakeholder dan masyarakat.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, mengatakan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengawal salah satu program terobosan KKP yaitu pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis komoditas kearifan lokal yang tahun ini telah ditetapkan sebanyak 130 lokasi di seluruh Indonesia, dimana salah satunya berada di Kabupaten Pangkep.

“Saya tahu persis kualitas bandeng di Sulawesi Selatan ini merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia, sehingga saya yakin peningkatan produksi maupun pendapatan pembudidaya khususnya di Kabupaten Pangkep ini sangat mungkin untuk dapat ditingkatkan,” kata Tebe.

Dengan dukungan semua pihak, Tebe yakin seiring dengan peningkatan produktivitas dan kualitas yang dihasilkan dapat menjadikan ikan bandeng Pangkep go international sebagai salah satu komoditas yang rutin diekspor.

KKP juga siap memberikan dukungan melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) dengan aksi jemput bola ke pelaku usaha budidaya untuk layanan persyaratan ekspor seperti sertifikasi.

Selain itu Tebe juga berharap apabila terjadi peningkatan harga komoditas selayaknya dapat menyentuh langsung ke pembudidaya agar kesejahteraan pembudidaya dapat terangkat.

Untuk itu KKP pun menyiapkan skema yang dapat memotong mata rantai tata niaga yang panjang dengan menggunakan teknologi yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat.

“Momentum ini menjadi langkah awal yg baik agar geliat ekonomi di masyarakat dapat lebih cepat tumbuh secara positif,” katanya.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pangkep, Kusmawati, menyampaikan terima kasihnya kepada KKP yang telah memilih Kabupaten Pangkep sebagai salah satu pelaksana Program Kampung Perikanan Budidaya tahun anggaran 2022.

Ia yakin dengan potensi luas lahan tambak air payau sebesar 13 ribu hektare yang tersebar di tujuh kecamatan termasuk salah satunya di Kecamatan Labakkang ini dapat dimaksimalkan untuk komoditas seperti ikan bandeng yang memiliki cita rasa khas dan sudah terkenal sejak dahulu.

“Semoga amanah ini dapat kami emban dengan baik sesuai harapan bersama dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan kesejahteraan pelaku budidaya perikanan khususnya,” katanya.

Menurut data dari Dinas Perikanan Kabupaten Pangkep, Kampung Budidaya Bandeng di Desa Bontomanai dan Desa Manakku memiliki luas areal lahan budidaya seluas lebih kurang 1.110 hektare dengan dengan rata-rata luas per unit kolam budidaya mencapai 700 m2. Data sementara mencatat total produksi yang dihasilkan dari kedua desa tersebut pada tahun 2021 mencapai 1.300 ton dengan perputaran uang yang dihasilkan mencapai Rp 26 miliar per tahun.

Sementara itu, Ketua Pokdakan Bandeng Sejahtera dari Desa Manakku, Junaedi merasa bersyukur dengan pencanangan kampung perikanan budidaya bandeng di desanya, karena menurutnya potensi yang dapat dikembangkan masih sangat besar apalagi permintaan pasar lokal yang cukup besar, bahkan Kabupaten Pangkep memiliki pelelangan khusus ikan bandeng.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini