Kali Cisadane Meluap 7 Meter, Tangerang Siaga Satu!

Baca Juga

MINEWS, TANGERANG – Laporan dari Penjaga Pintu Air 10 Kota Tangerang, Naman menyebut saat ini muka air Kali Cisadane telah naik 7 meter dari posisi normalnya.

Hal ini membuat pihak berwajib setempat menerapkan status siaga satu lantaran debit air Kali Cisadane terus meluap akibat kiriman dari Bogor. Padahal, cuaca di Tangerang terpantau cerah dan tidak hujan.

Meningkatnya debit air Cisadane itu sudah terjadi sejak malam. Naman pun berkata ia telah membuka beberapa pintu untuk mengurangi ketinggian muka air.

“Makanya, dari 10 pintu kami sudah buka 6 pintu agar bisa mengurangi kiriman air dari Bogor yang tinggi ini,” kata Naman, Jumat 26 April 2019.

Sementara Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah tampak ikut melakukan pengecekan langsung di lokasi Pintu Air 10. Ia juga mengeluarkan perintah agar membuka semua pintu air untuk mencegah terjadinya banjir yang tak diinginkan.

Menurut Arief, kondisi saat debit air saat ini terbilang ekstrem. Ia bahkan menyebut keadaan ini belum pernah terjadi sebelumnya.

“Info dari Bogor Cisadane Siaga Satu. Belum pernah seperti ini, makanya saya cek langsung dan minta membuka semua pintu air,” ujar Arief.

Dia mengkhawatirkan, sejumlah wilayah langganan banjir di Kota Tangerang, akan terendam, jika pintu air tidak segera dibuka, seperti kawasan KS Tubun, atau perumahan Periuk dan Pinang.

Luapan air sebenarnya sudah terjadi di beberapa titik di Kota Tangerang, seperti di Jalan Imam Bonjol dan Teuku Umar. Polisi yang bertugas terpaksa mengalihkan arus lalu lintas karena air naik hingga badan jalan.

Sementara beberapa kawasan permukiman warga juga terendam air, akibat luapan air di Cisadane. Seperti di wilayah Panunggangan Barat dan kampung cacing yang terendam dengan ketinggian hingga 40 cm.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini