Kalau Dapat Damai Kenapa Harus Berpisah, Damai itu Indah

Baca Juga

Hidup damai saling berdampingan dan bersaudara itu indah, tidak ada saling mengkotak-kotakkan maupin berkubu-kubu antara agama, suku budaya dan ras. Setiap umat, bebas menjalankan kewajiban ibadah menurut kepercayaannya, tanpa ada larangan dari siapapun. Berharap di Indonesia dapat terjadi hal ini, tetapi kenyataannya sekarang bangsa kita yang dahulunya aman dan tentram, sehingga terkenal dengan keramah tamahannya, saat ini berubah menjadi buas dan ganas. Ibarat kata, kalau tidak bermusuhan dengan orang, rasanya kurang nikmat.

Padahal bangsa kita merupakan bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda agama dan suku tetapi tetap satu dan padu. Sepertinya semboyan seperti itu sudah sirna dari pemikiran bangsa kita, sehingga ketika tersambar sedikit sering terjadi pergesekan dan memanas.

Padahal Pahlawan kita terdahulu berjuang bersama-sama dari penjajahan adalah dari agama dan suku yang berbeda-beda.

Para pahlawan semua bersama-sama berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia dan terbebas dari perbudakan serta penjajahan, untuk itu kita sebagai penerus bangsa indonesia harus sadar dan mengerti, walau kita berbeda-beda suku dan agama, tetapi kita adalah satu bangsa yaitu Indonesia dan jangan terlalu mudah terprovokasi untuk dipecah belah oleh orang lain.

Berharap Indonesia dapat menjadi negara yang aman dan menjadi contoh negara yang memiliki banyak suku dan agama, tetapi tetap damai selalu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini