Junaedi Saksikan Kekejian KSP yang Bunuh Guru di Beoga

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – Bukti kekejian kelompok separatis Papua (KSP) diungkapkan Kepala SMPN 1 Beoga, Junaedi Arung Sulele, yang selamat dari kepungan mereka.

Saat itu dia bersama Yonatan Renden di hadapan sejumlah KSP yang memberondongkan senapannya ke arah mereka, Jumat 9 April 2021.

“Saat itu, Saya lari ke kanan dan Yonatan ke kiri,” ujar Junaedi.

Guru kontrak yang baru bertugas dua tahun di Beoga itu pun tewas ditembus peluru dan beruntung Junaedi selamat.

Sehari sebelumnya, KSP memberondong guru kontrak SD di Beoga yang sudah mengajar 10 tahun Oktavianus Rayo.

Sebelum membunuh Rayo, KSP sempat mendatangi rumah Rayo, mengepungnya dan menembaki korban secara brutal.

Menurut Junaedi, kondisi Beoga selama ini selalu aman dan guru-guru pendatang sudah sangat dekat dengan penduduk setempat.

Jenazah kedua korban sudah dievakuasi, Sabtu 10 April 2021, ke Timika menggunakan pesawat Aviastar bekerja sama dengan Pemda Puncak.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Bansos Harus Bermanfaat, Bukan Alat Judi Daring

Oleh : Wiliam Pratama Bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh pemerintah merupakan bentuk nyata kepeduliannegara terhadap masyarakat yang terdampak situasi ekonomi. Di tengah tekanan daya beliakibat fluktuasi harga kebutuhan pokok, bansos menjadi instrumen penting untuk menjagastabilitas sosial, membantu keluarga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sertamenjadi penguat daya tahan rumah tangga. Namun di balik niat baik itu, terdapat tantanganserius: penyalahgunaan bansos untuk praktik Judi Daring yang merusak sendi ekonomi dan moral masyarakat. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, secara tegas mengingatkan masyarakatpenerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tidak menyalahgunakan dana bantuan untukaktivitas yang kontraproduktif. Dalam kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Wapres meninjaulangsung proses penyaluran BSU yang diberikan kepada pekerja sektor informal dan buruhterdampak ekonomi. Ia menekankan bahwa bansos ini bukan untuk dibelanjakan pada kegiatan spekulatif seperti Judi Daring, tetapi harus digunakan untuk memenuhi kebutuhanpokok dan memperkuat ekonomi keluarga. Peringatan Wapres Gibran bukan tanpa dasar. Praktik Judi Daring saat ini telah menjangkitiberbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam tekanan ekonomi. Dengandalih “mencari keberuntungan,” sebagian masyarakat justru terjebak dalam pusaran hutangdan ketergantungan. Hal ini sangat ironis, karena dana yang disediakan negara sebagaipenopang hidup justru berpotensi menjadi jalan kehancuran jika tidak digunakan secara bijak. Hal senada juga ditegaskan oleh Gubernur Jawa...
- Advertisement -

Baca berita yang ini