Jika HTI dan FPI Tidak Dilarang, Ancaman Radikalisme Akan Makin Gawat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ancaman radikalisme untuk menegakkan sistem kilafah di Indonesia sudah besar sekali dan gawat, jika HTI dan FPI tidak dilarang. Sebab, selama ini dibiarkan oleh pemerintah dan negara.

Pesan tersebut berasal dari mantan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS-TNI) Laksamana Muda TNI (Pur) Soleman B. Ponto, ST., MH yang diterima Mata Indonesia News, Minggu 21 Februari 2021.

“Karena itu sudah masuk sampai ke anak-anak kecil,” ujar Soleman.

Anak-anak itu sudah dibentuk memiliki sikap intoleran yang akan menjadi bibit radikalisme saat dia beranjak remaja.

Setelah menjadi radikal, anak-anak itu akan menjadi teroris untuk menakut-nakuti masyarakat luas.

Dia menegaskan sekarang kondisi itu sudah masuk pada tahap yang gawat kalau terus dibiarkan saja.

Maka, pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) maupun Front Pembela Islam (FPI) adalah langkah tegas negara yang sebelumnya melakukan pembiaran.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini