MATA INDONESIA, TOKYO – Para pembuat kebijakan di Bank of Japan mengatakan inflasi mungkin melewati ekspektasi awal.
Melansir dari Reuters, salah satu anggota dewan mengatakan “Ada risiko inflasi konsumen dapat menyimpang secara signifikan dari skenario dasar kami, sebagian karena dampak pergerakan nilai tukar. Ini perlu diperiksa dengan rendah hati dan tanpa prasangka apapun.”
Perusahaan-perusahaan di Jepang terus mengumumkan rencana kenaikan harga dengan latar belakang biaya bahan baku yang tinggi. Kenaikan harga kemungkinan akan berlanjut ke berbagai macam produk lainnya.
Sementara banyak anggota dewan melihat perkembangan upah sebagai kunci untuk prospek kebijakan moneter. Salah satu anggota dewan mengatakan ada kemungkinan Jepang dapat mencapai pertumbuhan upah yang tinggi karena pengetatan pasar kerja.
Jepang siap mengambil langkah penting di pasar valuta asing jika pergerakan yen yang berlebihan terus berlanjut.
Menteri keuangan Shunichi Suzuki mengatakan bahwa penting bagi mata uang untuk bergerak stabil, karena pergerakan tajam dan sepihak bukanlah sesuatu yang semua pihak inginkan.
Jepang menghabiskan hingga 19,34 dolar AS intervensi di pasar valuta asing bulan lalu untuk menopang yen ketika jatuh ke level terendah di dekat 146 yen. Ketika ada pertanyaan tentang besaran intervensi, suzuki mengatakan besaran itu akan mempertimbangkan faktor-faktor komprehensif.