MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Penjualan hewan kurban di Kota Yogya tidak terdampak oleh adanya pandemi penyakit mulut dan kuku (PMK). Penjualan kambing pada hari pertama pembukaan, bahkan lebih tinggi dibanding tahun lalu.
Hal itu dibenarkan oleh Ketua Pusat Pengadaan Hewan Qurban Angkatan Muda Muhammadiyah (PPHQ AMM) Kotagede, Wikan Aji Prabandaru. Untuk itu, tahun ini lembaganya tetap konsisten menjual hewan kurban.
“Tahun ini kami tetap konsisten berjualan. Ada pandemi PMK, kami sedikit berhati-hati dalam berjualan. Protokol PMK yang telah dijalankan,” ujarnya kepada Mata Indonesia di kandang ternaknya, Kalurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogya, Selasa 21 Mei 2022.
Pada tahun lalu, PPHQ AMM Kotagede menyediakan stok 230 ekor kambing. Sementara tahun ini targetnya 200 ekor kambing. Meskipun baru ada 60 ekor kambing yang tersedia langsung di kandang.
“Kami ambil dari pedagang atau petani dekat pasar di daerah Jawa Tengah. Penjualan hampir sama dengan tahun lalu. Malah ada sedikit peningkatan di hari pertama di banding tahun lalu. Peningkatan hampir 50 persen untuk kambing,” ujarnya.
Wikan menuturkan, lembanganya menyediakan kambing jenis domba dan sapi. Tapi berbeda dengan tahun lalu, khusus untuk sapi sistem yang dilakukan adalah preorder dan tidak mendatangkan langsung ke kandang.
“Kami menyediakan kambing jenis domba sama sapi. Tapi berbeda dengan tahun lalu. Sapi kami sistemnya preorder. Tidak mendatangkan langsung ke kandang. Karena risikonya sangat besar,” sebutnya.
Untuk harga, PPHQ membagi kambing dalam tiga kategori. Kambing dengan kategori A, harganya di atas Rp 3 juta. Kambing dengan kategori B, harganya Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta. Sedangkan kambing dengan kategori C harganya Rp 1,9 juta sampai Rp 2,4 juta.
Reporter: M Fauzul Abraar