Jaringan Listrik Dukung Pemulihan Perekonomian NTT

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pulihnya sistem kelistrikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terutama di wilayah Sabu Raijua diyakini akan membantu memulihkan perekonomian di daerah tersebut.

“Aktivitas ekonomi di lokasi bencana biasanya akan bergerak lebih cepat dari sebelum bencana. Karena, masyarakat semakin produktif, pemakaian listrik meningkat dan ekonomi pun bisa mulai menggeliat,” ucap Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan NTT PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Syamsul Huda, Senin, 10 Mei 2021.

Untuk meningkatkan sektor perekonomian di daerah tersebut, kata Syamsul Huda, pemakaian listrik tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumtif, melainkan juga untuk kebutuhan produktif.

“Kini perekonomian di daerah itu pulih dengan sangat cepat, dan kami yakin NTT juga demikian. Karena saat bencana ini banyak investor yang datang dan mulai melihat-lihat potensi ekonomi apa yang akan dikembangkan di NTT,” ungkapnya.

Dengan berfungsinya seluruh gardu listrik di wilayah Sabu Raijua, maka semua jaringan kelistrikan di NTT sudah 100 persen membaik. Kondisi kelistrikan di Provinsi NTT tercatat memiliki kapasitas sebesar 333,8 mega watt (MW) dengan beban puncak sebesar 216 MW.

“Pemulihan ini tidak lepas dari kerja keras yang dilakukan oleh tim gabungan PLN sebanyak 1,812 personel. Kami berterima kasih atas dukungan seluruh stakeholder dan masyarakat yang diberikan kepada kami, sehingga petugas dapat menyelesaikan perbaikan secara bertahap sampai pulau terdepan, yaitu Pulau Raijua,” tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini