MATA INDONESIA, YERUSALEM – Bentrokan kembali terjadi antara polisi Israel dan warga Palestina di titik nyala situs suci Yerusalem pada Senin (10/5). Bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem merupakan yang terbaru dari serangkaian konfrontasi selama bulan Suci Ramadan.
Petugas medis Palestina mengatakan setidaknya 180 warga Palestina terluka dalam kekerasan di kompleks Masjid Al-Aqsa, termasuk 80 orang yang dirawat di rumah sakit. Berdasarkan rekaman video amatir yang diposting di media sosial menunjukkan polisi Israel menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah warga Palestina.
Polisi Israel berdalih bahwa mereka membalas aksi lempar batu pengunjuk rasa Palestina ke petugas dan ke jalan yang berdekatan di dekat Tembok Barat –tempat ribuan orang Yahudi Israel berkumpul untuk berdoa.
Sebelumnya, polisi Israel melarang warga Yahudi mengunjungi kompleks Al-Aqsa pada Senin (10/5) untuk memperingati Hari Kemenangan, yakni peringatan atas pendudukan Yerusalem Timur oleh Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
Perayaan ini biasanya dilakukan dengan sebuah parade dengan membawa bendera mengelilingi Kota Tua dan wilayah Muslom, serta berakhir di Tembok Barat atau Tembok Ratapan.
Israel merebut Yerusalem Timur, bersama dengan Tepi Barat, dan Jalur Gaza, dalam perang tahun 1967. Tak sampai di situ, Israel kemudian menganeksasi wilayah Yerusalem timur, rumah bagi situs suci kota yang paling sensitif, dan menganggap seluruh kota sebagai ibukotanya.
Sementara bagi Palestina, ketiga wilayah tersebut merupakan sebuah negara masa depan, dengan Yerusalem timur sebagai ibu kotanya.
Keputusan polisi Israel melarang orang Yahudi merayakan Hari Kemenangan tahun ini, karena bertepatan dengan bulan Suci Ramadan. Hal tersebut dapat memicu aksi kekerasan dan dianggap oleh warga Palestina sebagai hal provokatif dari hegemoni Yahudi atas kota yang diperebutkan.
Kekerasan di Yerusalem sejatinya hampir terjadi di setiap malam di sepanjang bulan Ramadan. Dimulai ketika Israel memblokir tempat populer di mana Muslim secara tradisional berkumpul setiap malam di akhir puasa.
Israel kemudian menghapus pembatasan, tetapi bentrokan dengan cepat berlanjut di tengah ketegangan atas rencana penggusuran di Sheikh Jarrah –lingkungan Arab di mana pemukim telah melancarkan pertempuran hukum yang panjang untuk mengambil alih properti.
Militan Palestina di Jalur Gaza telah menembakkan beberapa rentetan roket ke Israel. Begitu juga dengan pengunjuk rasa yang bersekutu dengan kelompok militan Hamas turut meluncurkan lusinan balon pembakar ke Israel, memicu kebakaran di seluruh bagian selatan negara itu.
“Penjajah bermain-main dengan api, dan merusak Yerusalem sangat berbahaya,” kata Saleh Arouri, seorang pejabat tinggi Hamas, kepada stasiun TV Al-Aqsa, melansir AP News, Senin, 10 Mei 2021.