MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Data per Jumat 1 Mei 2020 menunjukkan, jumlah pasien positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berjumlah 104 orang, yang dibawa dari tiga klaster besar, Jamaah Tabligh Sleman, Jamaah Tabligh Gunungkidul dan GPIB Kota Yogyakarta.
Tim Perencanaan Data dan Analisis Gugus Tugas Covid-19 DIY yang juga ahli epidemologi UGM Riris Andono Ahmad atau akrab disapa Doni mengatakan, klaster Jamaah Tabligh Sleman dan Gunungkidul berawal dari adanya dua orang yang ikut kegiatan keagamaan di Jakarta.
Lalu, kedua orang tersebut pulang secara bersamaan, satu ke Sleman dan satu lagi ke Gunungkidul.
“Satu jemaah yang pulang ke Gunungkidul ini menjadi satu klaster yang terdiri dari 18 kasus. Dari 18 kasus tersebut 6 orang di antaranya positif corona. 11 orang lainnya hasil rapid test positif atau reaktif. Sementara 1 orang lainnya meninggal dunia dengan status PDP sebelum dites swab,” kata Doni.
Kemudian, satu anggota Jamaah Tabligh yang pulang ke Sleman membentuk klaster baru dengan 24 kasus, termasuk 4 WNA India yang dinyatakan positif virus asal Wuhan, Cina tersebut.
“Jemaah dari India bisa juga karena kita tidak tahu. Memang dari Jakarta ke Yogya tapi sebelum dari Jakarta tidak tahu ke mana. Kita screening di satu tempat maka dimasukkan ke klaster Sleman. Kita bicara transmisi bukan kewarganegaraan,” kata Doni.
Doni berkata, klaster Jamaah Tabligh di Sleman ini diketahui dari pemetaan sudah masuk generasi ketiga. Sementara untuk klaster Jamaah Tabligh Gunungkidul diketahui sudah masuk generasi kelima.