MATA INDONESIA, JAKARTA – Kualitas udara di Jakarta kembali memburuk setelah dua tahun masa pandemi sempat bersih. Penyebabnya menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria karena kemacetan di Jakarta yang sekarang mulai kembali terjadi.
Menurunnya kasus Covid-19 membuat banyaknya pelonggaran. Warga Jakarta kembali beraktifitas. ”Dan ini bisa menjadi salah satu penyebab kualitas udara di Jakarta masuk ke dalam kategori terburuk ke-4 di dunia,” kata Ahmad Riza, Jumat, 1 Aapril 2022.
Riza tetap akan melakukan pengecekan data untuk memastikan penyebab kualitas udara di Jakarta menjadi buruk. “Nanti kita cek sesungguhnya, apa data tersebut bisa diyakini kebenarannya,” ucap Riza.
Berdasarkan laman web IQAir, pukul 13.28 WIB, Kamis, 31 Maret 2022, indeks kualitas udara (air quality index/AQI) di Jakarta berada di level 166 AQI US.
“Indeks AQI langsung tidak sehat,” demikian keterangan di situs IQAir.
Konsentrasi PM 2,5 di udara Jakarta pada hari tersebut 17 kali di atas panduan udara tahunan WHO. Sedangkan berdasarkan situs BMKG, PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).
IQAir melaporkan cuaca di Jakarta pada Kamis kemarin berkabut, dengan suhu 32 derajat celsius. Kelembapan 58 persen, kecepatan angin 14,8 kilometer per jam, dan tekanan udara 1.009 mb.
Sementara itu, berdasarkan peringkat dunia, kualitas udara Jakarta ada pada posisi terburuk keempat dengan rincian lima teratas sebagai berikut:
1. Delhi, India 191
2. Karachi, Pakistan 174
3. Lahore, Pakistan 168
4. Jakarta, Indonesia 166
5. Wuhan, Cina 163