Jahat! Pria Ini Tampar Perawat yang Mengingatkannya Pakai Masker

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEMARANG – Akibat ulahnya yang brutal, pasien berinisial B (43) warga Kemijen, Semarang kini bakal berurusan dengan pihak kepolisian. Ia menampar seorang perawat berinisial HM, hanya karena tak terima ditegur dan diingatkan agar memakai masker.

Perawat HM saat ini tengah berjaga di klinik Pratama Dwi Puspita di Semarang Timur. Aksi penamparan yang dilakukan B tersebut terekam jelas di CCTV.

“Saat ini polisi masih memperdalam penyelidikan dengan memanggil para saksi di lokasi kejadian,” kata Plt Kapolsek Semarang Timur Iptu Budi Antoro, Sabtu 11 April 2020.

Kejadian ini bermula ketika pelaku mendaftar di klik untuk berobat. Perawat yang melihat pasien sedang tidak mengenakan masker kemudian menegurnya. Tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas B menampar HM.

“HM masih kami mintai keterangan, dan mengumpulkan bukti-bukti petunjuk seperti hasil visum dan CCTV,” ujar Iptu Budi.

“Pelaku akan kami tindak tegas. Kalau terbukti penganiayaan kita kenai pasal 352 KUHP. Tapi kalau visumnya menunjukkan luka berat bisa dijerat pasal 351 KUHP dan akan dipenjara,” katanya menambahkan.

2 KOMENTAR

  1. Dulur mbok yo ojo gembede, saat ini anda diam pakai masker itu sdh menjadi pahlawan, kok malah ngono taaa
    Pak Polisi.. tanfkap saja orang ini n beri hadiah itu perawat, dylur kabeh ayo tertip n selamat, anda jaga selamatmu itu sudah juga jaga selamat bersama, ayo indonesia tertip aman sehat n saling menyenanfkan sapodo, Pak gubeenur ngendiko *** monggo ngeogoh roso kamanungsan kiro sami ***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini