Jaga Keutuhan Indonesia Adalah Kewajiban Setiap Muslim, Ini Penjelasannya

Baca Juga

MATA INDONESIA, LEBAK – Umat Islam wajib menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena kemerdekaan negara ini merupakan hasil perjuangan alim ulama.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD di Pondok Pesantren Cidahu Pandeglang, Minggu 2 Februari 2020.

Menurut Mahfud, dahulu masyarakat di bawah kepemimpinan penjajah tentu tidak merasa aman dan nyaman melaksanakan ajaran Islam.

Saat itu, umat Islam sulit melaksanakan ibadah haji karena menempuh perjalanan selama enam bulan dengan fasilitas yang minim termasuk makanan dan kesehatan.

Selama perjalanan jika ada yang meninggal dunia, jasadnya akan dilempar ke laut tanpa disalati maupun dikafani.

Itu sebabnya, masyarakat yang anggota keluarganya pergi haji ditangisi karena dikhawatirkan wafat di atas kapal.

Begitu juga zaman sudah merdeka sekitar tahun 1960-an pelaksanaan ibadah haji masih menempuh perjalanan enam bulan.

Itu sebabnya, di masa itu orang yang akan pergi haji akan disalati dan dikafani di kampung halamannya.

Itu sebabnya, para alim-ulama lebih baik mendirikan negara sendiri sehingga umat Islam bisa tenang, nyaman dan aman untuk melaksanakan ibadah.

Dengan demikian, bangkitlah organisasi Islam, seperti Muhammadiyah tahun 1912 dengan menyampaikan petisi politik agar ibadah haji dan guru-guru agama diperhatikan dan dilindungi keamanannya.

Selanjutnya, kata dia, berdiri organisasi kebangkitan ulama yakni Nahdlatul Ulama (NU), sehingga sepakat kedua organisasi Islam tersebut mendirikan negara sendiri.

“Karena itu, kita wajib untuk menjaga keutuhan NKRI agar tidak pecah belah,” kata Mahfud.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini