Jadi Mentor Pendemo di Mabes TNI, Eks KSAL Dipanggil Pomal

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Polisi Militer TNI AL (Pomal) memanggil mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana (Purn) Slamet Soebijanto terkait dugaan sebagai mentor kelompok pendemo di Mabes TNI.

KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji mengatakan pemanggilan itu dilakukan untuk mengorek informasi dari yang bersangkutan. Namun, disini dirinya tak menjelaskan detail mengapa Slamet masih dipanggil oleh Pomal padahal sudah pensiun.

Siwi juga tak menjelaskan detail materi yang akan didalami dari Slamet. “Ya saya kira berkaitan mungkin akan dilihat apa yang disampaikan,” katanya.

Sebelumnya, massa yang mengaku sebagai mahasiswa menggelar demonstrasi di dekat mabes TNI. Mereka mengklaim tergabung dalam wadah Majelis Kebangsaan Panji (Pancasila Jiwa) Nusantara (MKPN) yang dimentori oleh mantan KSAL Laksamana (Purn) Slamet Soebijanto.

“Kita ini ada gerakan mahasiswa, gerakan kita itu ada gerakan buruh, pemuda, dan lain-lain. Pak Slamet Soebijanto itu ketua wadahnya,” kata juru bicara mahasiswa yang ikut aksi, Ade Hilmi Maulana, di Jalan Setu Cipayung, Jakarta Timur, Rabu 25 September 2019.

Massa yang berdemo itu mengaku sebagai mahasiswa dari sejumlah universitas di wilayah Bandung Raya, Jawa Barat, menggelar aksi di dekat Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Massa mahasiswa ini ada yang mengenakan almamater Institut Bisnis Informatika, Universitas Mercu Buana, Universitas Jenderal Ahmad Yani, dan Universitas Langlabuana. Mereka berharap bisa beraudiensi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini