Isi Hari Libur, Wapres Ma’ruf Amin Jalan Kaki di Pulau dan Ajak Kita Gemar Makan Ikan

Baca Juga

MATA INDONESIA, TANGERANG – Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan istri mengisi akhir pekannya dengan memborong ikan di Kampung Nelayan Terang, Tangerang dan bertemu dengan sahabat masa kecilnya.

Dengan perangkat terbatas rombongan Ma’ruf Amin berolahraga jalan pagi di Pulau Cangkir dan berbelanja ikan di Tempat Pelalangan Ikan (TPI) Kronjo yang terletak di Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Minggu (23/01/2022).

Saat sedang asyik berjalan santai sambil menyapa masyarakat, tak dinyana Wapres bertemu dua orang sahabatnya semasa kecil.

Untuk beberapa saat, Wapres dan dua orang laki-laki yang tampak seusia dengannya tersebut saling bersapa menanyakan kabar masing-masing, sebelum kembali melanjutkan jalan kaki ke Pulau Cangkir.

Sesampainya di pulau seluas 4,5 hektar berbentuk seperti cangkir tersebut, Wapres beserta Ibu Wury dan perangkat menyempatkan diri berziarah ke makam Pangeran Jaga Lautan yang bernama asli Syekh Waliyuddin, seorang ulama besar dari Banten.

Dilansir dari situs resmi Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Pulau Cangkir awalnya merupakan daratan terpisah dari Pulau Jawa sebelum masyarakat membuat jalan penghubung untuk memudahkan para peziarah. Adapun lintasan tanah yang menjadi jalur penghubung utama tersebut dibuat pada 1995 dan merupakan hasil swadaya penduduk setempat dengan pengurus situs ziarah.

Usai berolahraga sekaligus berwisata ziarah di Pulau Cangkir, Wapres dan rombongan kemudian beranjak ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kronjo. Di sini Wapres dan Ibu Wury tampak ramah menyapa para nelayan dan pedagang ikan yang sedang aktif beraktivitas.

“Assalamu’alaikum Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya?” sapa Wapres.

“Wa’alaikumsalaam Pak Kiai, alhamdulillaah sehat,” jawab para pedagang dan nelayan bersahutan.

“Karena saya penyuka ikan, saya langsung bersemangat mencari ikan bandeng, ikan kembung, cumi, teri, ikan asin, kerang dan lain-lain,” ujar Wapres.

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu pun mengajak masyarakat mengonsumsi ikan sebagai sumber protein hewani yang baik untuk kesehatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hilirisasi Buka Lapangan Pekerjaan dan Arah Ekonomi

Oleh: Winna Nartya *) Dalam perdebatan publik, hilirisasi kerap direduksi menjadi larangan ekspor bahan mentahatau pembangunan smelter. Padahal, substansi kebijakan ini jauh melampaui industri berat. Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menekankan bahwa hilirisasiadalah soal penciptaan nilai tambah yang berkelanjutan, kemandirian ekonomi, danpembukaan lapangan kerja, serta penentuan arah masa depan bangsa. Ia melihat, daripengalamannya di dunia usaha dan kini di ranah kebijakan, bahwa hilirisasi hanya akanbertahan bila ekosistem investasinya sehat dan ada keberpihakan pada pelaku lokal. Karenaitu, ia menilai sekadar mendirikan pabrik tidak cukup; pertanyaan kuncinya adalah siapa yang menikmati nilai tambahnya dan bagaimana rantai pasoknya melibatkan anak bangsa secaraaktif. Dalam pandangannya, hilirisasi mesti membuka pekerjaan lokal, mengikutsertakan UKM, dan menaikkan kelas pengusaha Indonesia melalui kemitraan yang nyata. Di ranah kebijakan, Sona Maesana menjelaskan pemerintah mendorong integrasi antarapelaku lokal dan asing, memberi insentif bagi investor yang membina industri lokal, sertamenata regulasi yang transparan agar tumpang tindih perizinan berkurang. Ia juga menilaikecepatan dan kepastian perizinan lebih penting daripada angka komitmen investasi di ataskertas, karena tanpa eksekusi yang jelas, angka hanyalah janji. Sebagai jembatan antarabahasa investor dan bahasa pemerintah, ia mendorong cara pandang baru: bukan sekadar“menjual proyek”, melainkan menumbuhkan kepercayaan jangka panjang. Ia pun mengingatkan bahwa hilirisasi tidak berhenti pada mineral dan logam; sektor digital, pertanian, farmasi, hingga ekonomi kreatif perlu masuk orbit hilirisasi melalui keterhubunganstartup kesehatan dengan BUMN farmasi, petani dengan pembeli industri lewat platform lokal, serta skema yang mengkomersialisasikan inovasi kampus.  Di tingkat kelembagaan, peta jalan hilirisasi diperkuat oleh kolaborasi antarpemerintah, industri, dan kampus. Himpunan Kawasan Industri (HKI) menandatangani nota kesepahamandengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang disaksikan Presiden Prabowo Subianto. Ketua Umum HKI, Akhmad Ma’ruf Maulana, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan perwujudan AstaCita untuk mendorong kemandirian ekonomi, memperkuat keberlanjutan, dan mempercepatinovasi teknologi sebagai pilar pertumbuhan. Ia menegaskan peran HKI sebagai penghubungsektor industri, pendidikan, dan pemerintah untuk melahirkan daya saing berbasispengetahuan dan inovasi. Ruang lingkupnya meliputi penyelarasan kurikulum dengankebutuhan industri, kolaborasi riset untuk mempercepat hilirisasi dan menarik investasi, sertapeningkatan daya saing melalui pembentukan SDM industri yang unggul. Contoh konkret hilirisasi yang langsung menyentuh pasar tenaga kerja tampak di Aceh. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, menyerukan penghentianekspor karet mentah karena pabrik pengolahan di Aceh Barat, yaitu PT Potensi Bumi Sakti, siap beroperasi menampung seluruh produksi lokal. Ia menilai pengolahan di dalam daerahpenting untuk mendorong hilirisasi, membuka lapangan kerja, dan menaikkan kesejahteraan. Pabrik yang berdiri di lahan 25 hektare itu memiliki kemampuan mengolah 2.500 ton karetkering per bulan, dan pemerintah daerah menilai stabilitas serta keamanan investasi harusdijaga agar manfaatnya langsung dirasakan rakyat Aceh. Di klaster pangan–petrokimia, hilirisasi juga dikuatkan melalui kemitraan strategis. DirekturUtama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa perusahaanmemperluas kerja sama dengan Petronas Chemicals Group Berhad untuk memperkuatketahanan pangan regional sekaligus mendorong hilirisasi pupuk dan petrokimia di Indonesia. Kolaborasi ini mencakup penjajakan sinergi pasokan urea dan amonia, transfer pengetahuan teknis dan operasional, serta penguatan tata kelola Kesehatan, Keselamatan, danLingkungan (Health, Safety, and Environment/HSE).  Jika ditautkan, tiga simpul di atas, yakni kebijakan investasi yang berpihak pada pelaku lokal, penguatan link–match kampus–industri, dan proyek pengolahan komoditas serta petrokimia, menggambarkan logika hilirisasi yang lengkap. Lapangan kerja tidak hanya muncul di pabrikutama, melainkan juga pada efek pengganda: logistik bahan baku, jasa pemeliharaan mesin, kemasan, transportasi, layanan digital rantai pasok, hingga jasa keuangan dan asuransi. Dengan kurikulum yang diselaraskan, talenta lokal tidak sekadar menjadi tenaga operasional, melainkan juga teknisi, analis proses, dan manajer rantai pasok....
- Advertisement -

Baca berita yang ini