MATA INDONESIA, JAKARTA-Pertumbuhan ekonomi nasional bisa bangkit kembali mencapai tujuh persen dengan menggunakan strategi investasi, daya saing dan berorientasi ekspor. Hal itu disampaikan oleh Pendiri Indef, Didik J Rachbin.
Strategi ini diyakini bisa menerobos stagnasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih betah di angka lima persen sebelum terjadinya pandemi Covid-19.
“Saya usulkan menggunakan strategi investasi industri dan ekspor,” kata Didik dalam Webinar: Investasi, Nilai Tambah, dan Kesinambungan Pembangunan, Jakarta, Rabu 8 September 2021.
Ia mengatakan, berbagai investasi yang masuk ke Indonesia harus diarahkan pada sektor industri. Karena sektor ini akan membuahkan nilai tambah dari pembuatan produk.
Sehingga negara bisa mendapatkan sumber pendapatan sekaligus mesin pertumbuhan ekonomi yang lebih masif. Hasil dari produk tersebut kemudian diekspor. “Ketika ekspor, maka upaya efisiensi harus dilakukan oleh pabrik,” katanya.
Didik menilai, kekuatan ekonomi sebuah negara bisa diukur dari hasil produk yang dihasilkan. Sehingga bisa menentukan nasib produk ketika bersaing di pasar internasional.
Kondisi ini bisa didukung oleh strategi investasi yang berkualitas dan berdaya saing. Kemudian industri dan hilirisasi pada sektor-sektor dominan harus dikembangkan.
Strategi promosi ekspor ini akan menghapus berbagai kendala melalui penyesuaian struktural untuk produksi yang efisien dan mampu bersaing di pasar internasional. Sehingga dampaknya akan memperkuat posisi eksternal yakni devisa dan gejolak perekonomian internasional.