Innalillahi! Berenang di Sungai Nil, 2 Mahasiswa Indonesia Tewas Tenggelam

Baca Juga

MATA INDONESIA, KAIRO – Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan. Dua mahasiswa asal Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar Mesir dilaporkan tewas tenggelam saat asyik berenang di Sungai Nil.

Kedua mahasiswa Indonesia itu adalah Mutawakkil Alallah (23) dan Ainun Rahman (24). Mereka tenggelam di kawasan Qonatir, sebagaimana disebutkan dalam keterangan tertulis KBRI Kairo, Kamis 1 Agustus 2019.

KBRI menjelaskan, awalnya kedua mahasiswa itu pergi ke Qonatir pada 29 Juli 2019 lalu untuk berlibur, sembari melakukan aktivitas seperti memancing ikan, naik kapal, berenang di Sungai Nil, dan lainnya.

Lalu, sekitar pukul 14.00 waktu setempat, Akkil yang berenang bersama tiga orang lainnya mulai menjajal bagian tengah sungai. Ia sempat ditegus, namun sayang, Akkil terseret arus bawah sungai.

Ketika Akkil mulai terseret arus, ia meminta tolong. Seketika, Ainun Rahman langsung reflek menolong korban, sementara teman lainnya mencari bantuan.

Sayangnya, meski sempat memegang Akkil, rupanya arus bawah yang deras justru juga menarik tubuh Ainun hingga keduanya perlahan menghilang.

Bantuan pun datang, tapi warga dan polisi yang ingin menolong tak ada yang berani menceburkan diri ke sungai, karena arus deras dan sebagian tak bisa berenang.

Plisi lalu menelpon tim SAR, dan setelah 30 menit tim penyelam dari SAR masuk ke sungai dan menemukan Ainur. Sayangnya, Ainur yang telah tenggelam selama kurang lebih satu jam, nyawanya tidak tertolong. Sementara Akkil baru ditemukan jenazahnya pada 30 Juli 2019.

Akkil yang merupakan lulusan Pondok Pesantren Al-Amien, Madura, memulai studi di Kairo pada 2016, sedangkan Ainur yang berasal dari Pamekasan menuntut ilmu di Kairo sejak 2017.

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini