MATA INDONESIA, JAKARTA – Amir Hamidy Ahli Herpetologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menjelaskan tanda berakhirya fenomena ular kobra yang menyerang permukiman warga beberapa waktu ini.
Banyak warga yang resah dengan berkeliarannya anak ular kobra di beberapa permukiman, dan tidak jarang para ular tersebut hingga masuk ke dalam rumah.
Saat dihubungi Minews, Amir mengatakan berakhirnya fenomena anak ular kobra di awal musim penghujan ini.
“Jadi nanti, ini kan awal musim hujan, anak-anak keluar, basah, banjir, dan segala macem. Ini harus diwaspadai oleh masyarakat,” ucap Amir.
Maksudnya, di musim penghujan seperti sekarang ini volume air akan naik, jika terjadi banjir ada kemungkinan anak ular tersebut terbawa arus. Dengan begitu populasinya akan berkurang, tapi warga juga harus tetap waspada.
Amir juga meyakinkan bahwa populasi anak kobra tersebut tidak akan bertahan lama. Secara alami, spesies itu mempunyai R strategi yang dalam ilmu ekologi artinya jenis-jenis yang memiliki telur banyak tapi yang survive menjadi individu besar itu sedikit.
Fenomena anak ular kobra, kalau diperhatikan, banyak terjadi di pulau Jawa, tentu hal ini bukan tanpa sebab. Pulau Jawa merupakan populasi manusia terbanyak dibandingkan pulau-pulau lainnya di Indonesia, sedangkan ular lebih menyukai tempat Human Modified Habitat.
Human Modified Habitat adalah lingkungan yang telah dimodifikasi oleh manusia, seperti sawah, pekarangan bahkan sekitar perumahan sehingga tempat tinggal para ular pun perlahan-lahan tekikis.
Jadi jangan heran, bagi yang tinggal di pulau Jawa akan lebih sering bersentuhan langsung dengan ular, salah satu jenisnya kobra. (Anita Rahim)