Ini Solusi agar Pemerintah Atasi Kenaikan Harga Kedelai

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kenaikan harga kedelai yang terjadi setiap hari ini membuat para pengrajin tahu dan tempe terusik. Mereka mulai kesulitan menentukan harga jual kepada konsumen.

Para pengrajin tahu dan tempe di Pulau Jawa pun sepakat mogok produksi. Sehingga dalam 3 hari kedepan, pedagang tahu dan tempe tidak bisa berjualan.

“Rencana mogoknya mulai dari besok hari senin, selasa dan rabu,” kata Ketua Pusat Kopti DKI Jakarta, Sytarto, Minggu 20 Februari 2022.

Menanggapi itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyebut tidak banyak yang bisa dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai.

Mengingat kedelai merupakan komoditas impor yang harganya ditentukan oleh pasar bebas.

Namun, hal itu tidak berarti pemerintah tidak bisa mengambil tindakan atau mencarikan solusi. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah.

Pertama, meminta para importir untuk membuat kontrak kerjasama jangka panjang kepada produsen kedelai di luar negeri. Cara ini dianggap bisa membuat harga kedelai lebih stabil.

“Panggil semua importir kedelai untuk menekan produsen menjadi kontrak jangka panjang sehingga stabilitas harga kedelai ini bisa terjamin,” kata dia.

Bhima mengatakan, selama ini importir dengan produsen kedelai di luar negeri meneken kerjasama jangka pendek. Akibatnya risiko fluktuasi harga kedelai tidak bisa terhindarkan.

“Jadi jangan hanya kontrak jangka pendek. Kontrak jangka panjang bisa meminimalisir terjadinya fluktuasi harga bahan baku kedelai,” katanya.

Solusi lainnya, dengan memberikan subsidi kepada para pengrajin tahu dan tempe. Hal ini sebagai upaya untuk mencegah para pengrajin mogok produksi. Mengingat tahu dan tempe merupakan sumber alternatif protein yang terjangkau bagi masyarakat kelas bawah.

“Berikan mereka subsidi, cari jalan keluarnya kasih subsidi karena tahu tempe ini alternatif protein yang paling terjangkau lapisan masyarakat ke bawah,” katanya.

Pemerintah juga harus memastikan agar tidak ada penimbunan atau manipulasi dari importir kedelai. Apalagi dalam beberapa bulan kedepan memasuki momentum bulan puasa dan lebaran.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini