MATAINDONESIA, JAKARTA – Makan sate tidak melulu identik dengan warung pinggir jalan yang panas. Rumah makan Satay Khas Senayan justru memberikan kenyamanan restoran mewah saat menyantapnya.
Rumah makan yang dahulu dikenal dengan nama Satay House Senayan memang sudah lama dikenal sebagai tempat berpendingin ruangan untuk menyantap sate di Pakubuwono Kebayoran Baru sejak puluhan tahun lalu.
Pada 1974 Keluarga Hadisurjo memang sudah berbisnis restoran dan apotek. Saat itu Hadi yang asli Kudus hijrah ke ibu kota, dia membagi dua rumah keluarga mereka yang kecil.
Satu bagian untuk menjalankan bisnis restoran, bagian lainnya untuk apotek.
Ketiga anaknya kebagian tugas membantu. Benny Hadisurjo sebagai anak kedua misalnya mengenang bagaimana masa kecilnya dia bertugas menyapu dan membukakan pintu bagi tamu restoran.
“Semua itu Saya lakukan di luar waktu sekolah. Rasanya senang sekali bisa membantu mama, meski hanya sebuah tugas ringan,” ujar Benny Hadisurjo dalam sebuah kesempatan.
Dalam pandangan keluarga Hadisurjo, pengembangan bisnis restoran bisa berjalan selaras dengan hobi mereka, yakni jalan- jalan dan makan.
Hal itu terbukti dari perkembangan Satay House. Mulanya restoran keluarga itu berukuran kecil, tetapi kemudian berkembang dengan banyak pelanggan seiring inovasi yang mereka lakukan.
Bahkan Benny yang insinyur teknik mesin lulusan Amerika Serikat itu mengaku menikmati saat keluarga mereka mendiskusi suatu menu makanan usai mereka jalan-jalan. Hasilnya restoran keluarga itu berkembang dan dikenal seperti sekarang.
Kini gerai restoran yang menyediakan makanan khas Indonesia tersebut sudah memiliki belasan cabang di Jakarta dan berbagai kota maupun Bandara.
Restoran yang berubah nama menjadi Satay Khas Senayan pada 1982, Sabtu 13 Juli 2019 ini menjadi saksi upaya meredakan ketegangan politik karena kontestasi pemilihan presiden 2019 antara Jokowi dan Prabowo Subianto.