Ini Kata Pengamat Soal Fenomena Anggota DPRD Gadai SK

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Fenomena anggota DPRD menggadaikan Surat Keputusan (SK) dilihat sebagai hal yang tidak etis. Bahkan berpotensi menyuburkan praktik korupsi.

Dijelaskan peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet, benar bahwa praktek itu lumrah terjadi tanpa mengenal bank baik itu bank daerah dan bank umum. Namun, umumnya dilakukan adalah PNS.

“Jika memang itu (gadai SK DPR) betul terjadi, ini menjadi tanda tanya kira-kira untuk apa mereka menggadaikan SK? Karena seharusnya anggota DPRD secara paket insentif dan tunjangan sudah mencukupi,” ujar dia kepada Mata Indonesia News, Rabu 11 September 2019.

Yusuf pun mengatakan bahwa jika dilihat dari sisi good governance, menggadaikan SK ini bukan merupakan sesuatu yang baik. Apalagi digunakan untuk membayar utang ketika masa kampanye.

“Karena memang ongkos politik di Indonesia relatif masih mahal, sehingga praktik-praktik seperti ini terjadi. Seharusnya jika ingin mengurangi praktik maka sistem perpolitikan kita yang perlu di evaluasi,” kata dia.

Ia menganjurkan agar praktik-praktik politik uang perlu dikurangi dan digantikan dengan adu politik gagasan.

Menurutnya, ruang politik gagasan yang perlu disediakan secara masif. Masyarakat juga perlu aktif untuk mengawasi praktik-praktik ini dan menolak segala bentuk politik uang.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini