Ini Karir Bapak Teknologi Indonesia, BJ Habibie, Semasa Hidup

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia pada pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto. Semasa hidupnya Habibie dikenal sebagai  Bapak Teknologi RI ini memiliki sejarah prestasi yang mengagumkan dan dijuluki Bapak Teknologi RI.

Spesialisasi keilmuan BJ Habibie adalah konstruksi pesawat terbang yang mulai ditekuninya saat studi di RWTH Aachen University, Jerman Barat, sejak 1955.

Habibie belajar di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung atau ITB).

BJ Habibie menerima gelar diplom ingenieur dari RWTH Aachen University pada 1960. Lima tahun kemudian, gelar doktor ingenieur dengan predikat summa cum laude diraihnya dari perguruan tinggi yang sama.

Dia sempat bekerja di perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, yakni Messerschmitt-Bolkow-Blohm.

Presiden Soeharto memanggil BJ Habibie pulang ke tanah air pada 1973 untuk menempati jabatan sebagai Menristek RI.

Setelah menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri karena desakan massa, Habibie langsung membuat gebrakan dengan mencanangkan dan mengimplementasikan apa yang disebutnya sebagai “Visi Indonesia”.

BJ Habibie menargetkan Indonesia yang semula dikenal sebagai negara agraris dapat melompat langsung menjadi negara industri jika mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain itu, BJ Habibie juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Pelayaran Armada Laut (PAL) sejak 1978, serta Penasihat Direktur Utama Pertamina pada 1974 hingga 1978.

Pada 26 April 1976, BJ Habibie mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan menjabat sebagai presiden direktur.

Sejak 29 Maret 1978, Habibie dipercaya menempati posisi Menteri Negara Riset dan Teknologi RI. Jabatan ini diemban BJ Habibie hingga 11 Maret 1998.

Industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan Asia Tenggara ini kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985.

Dia juga terpilih sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pertama pada 7 Desember 1990.

BJ Habibie sempat pula menjadi anggota MPR dari Fraksi Karya Pembangunan (Golkar) masa bakti 1992-1997 hingga akhirnya ditunjuk Soeharto sebagai Wakil Presiden RI sejak 11 Maret 1998 menjelang runtuhnya rezim Orde Baru.

 

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini