MATA INDONESIA, JAKARTA-Tiga strategi dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero), untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan yakni penyaluran (delivery), kualitas (quality) dan harga (price).
Hal ini dilakukan mengingat ada 79 juta pelanggan PLN yang 60 juta di antaranya merupakan pelanggan rumah tangga. Sementara, jumlah karyawan PLN mencapai 44 ribu pegawai PLN dan 9 riu tenaga kerja PKWT.
Komisaris Utama PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero), Amien Sunaryadi mengatakan semua karyawan di lingkungan PLN dan anak perusahaan harus ikut melayani dan menjual produk ke pelanggan.
“Pelanggan kita ini ada 79 juta. Ini kan banyak sekali. PLN ini perusahaan terbesar dari sisi konsumennya,” katanya.
Dalam hal penyaluran tenaga listrik, PLN harus memastikan listrik yang diterima pelanggan 24 jam. Jangan sampai ada keluhan dari pelanggan yang hanya menerima listrik pada jam tertentu saja.
“Mungkin ada pelanggan yang bilang ‘masa cuma nyala siang atau masa cuma malam saja’. Ini artinya listrik belum 24 jam. Ini penting,” kata Amien.
Pada aspek kualitas, PLN juga harus bisa memastikan kualitas listrik yang diberikan maksimal. Jangan sampai ada pelanggan yang mengeluhkan listrik yang naik turun karena tegangannya tidak kuat atau listrik mati saat ada petir atau hujan.
“Kalau ini terjadi nanti pelanggan protes karena takut peralatan elektronik mereka rusak. Kalau rusak diganti PLN enggak?,” katanya.
Dari sisi tarif, biasanya pelanggan ingin tagihan listriknya tidak terlalu mahal. Artinya tarif listrik per kwh tidak boleh terlalu tinggi. Padahal penentuan tarif bukan dilakukan perusahaan melainkan pemerintah.
Dalam hal ini, PLN memang tidak bisa mengambil sikap. Tetapi tidak berarti tak ada yang bisa dilakukan PLN. Untuk itu PLN harus bisa memberikan informasi seputar tagihan listrik dan dan jumlah kwh yang dipakai pelanggan tiap bulannya.
Bila perlu PLN harus bisa menyediakan layanan data tersebut untuk jangka waktu tertentu, agar pelanggan bisa melakukan pembandingan penggunaan tenaga listriknya.
“Data penggunaan listrik kwh harus tersedia juga, tagihannya berapa ini harus tersedia anytime anywhere. Biar mereka puas dari sisi price ini,” kata dia.