MINEWS, JAKARTA-Nama ‘habib’ Irshad Ahmad, mencuat ke permukaan karena ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap Ninoy Karundeng. Dirinya dianggap sebagai perancang penganiayaan dan penyekapan terhadap relawan Jokowi itu.
Namun, hal itu dibantah dirinya dan ditegaskan bahwa itu sebuah finah. Hal itu terungkap saat wawancara, mengutip detik.com.
Irshad mengklaim dirinya bersama orang-orang di dalam Masjid Al-Falaah, Pejompongan, Jakarta Pusat, saat itu justru menyelamatkan Ninoy. Ninoy saat itu diamuk oleh massa karena dituduh sebagai penyusup.
“Karena kan kita menyelamatkan dia juga, karena ‘kan dia punya anak ya ‘kan. Kalau kita mau, kita keluarin aja dia. Kalau mau eksekusi dia, kenapa nggak kita serahkan keluar ke massa aja kalau mau ya,” katanya.
Pria keturunan Pakistan itu juga mengklarifikasi soal ambulans yang disebut-sebut disiapkan untuk mengangkut jenazah Ninoy. Menurutnya, pada saat itu ambulans memang ada di masjid, namun itu disiapkan untuk mengangkut korban demo yang terkena gas air mata.
Ini klarifikasi ya, kalau ambulans itu ada, bukan ambulans untuk eksekusi dia, bukan. Â Irshad juga membantah pernyataan Ninoy yang dianggap punya kendali atas massa. dirinya mengaku tidak pernah memberi perintah apapun kepada massa.
Sementara soal rencana untuk memenggal kepala Ninoy, juga dibantah oleh Irshad. Menurutnya, dia hanya mengingatkan Ninoy untuk berhati-hati. “Saya cuma bilang awas nanti di luar, mungkin itu ada kapaknya,†katanya.
Perkataannya soal kapak itu diaku keluar secara spontan. Sebab Irshad merasa kesal setelah mengatahui di laptop Ninoy terdapat tulisan-tulisan yang menurutnya menjelek-jelekkan panutannya, almarhum Ustaz Arifin Ilham.
“Refleks, saya nggak sadar itu saya ngomong gitu. Iya, kesal mungkin ada bahasa itu atau tidak saya nggak tahu. Karena kesal aja itu pun saya bilang ‘awas nanti di luar banyak orang’ emang banyak orang di luar, kan belum bubar pada saat itu,†katanya.