MINEWS, JAKARTA-Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mengatakan gempa bumi yang terjadi di Nusa Dua Bali, cukup dirasakan karena daerah terdekat pusat gempa merupakan batuan karbonat berumur tersier dan batuan gunung api berumur kuarter.
Batuan yang telah mengalami pelapukan, belum kompak dan bersifat lepas akan memperkuat efek guncangan gempa sehingga akan lebih terasa. Gempa terjadi pada hari ini pukul 07.18 WIB. Pusat gempa ada di kedalaman 68 km pada 83 km arah barat daya Nusa Dua, Bali.
Berdasarkan posisi dan kedalaman pusat gempa bumi, diperkirakan gempa bumi ini berasosiasi dengan zona Subduksi antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia.
Getaran gempa dirasakan
dalam skala MMI V di Badung dan Nusa Dua. Sementara di Denpasar, Matara, Lombok
Tengah, Lombok Barat dirasakan dalam skala IV. Di Karangkates, Sumbawa, Lombok
Timur, Lombok Utara getaran dirasakan skala III MMI. Sedangkan di Jember dan
Lumajang, getaran gempa dirasakan skala II MMI.
Selanjutnya, menurut info dari pos-pos pemantauan gunung api terdekat, gempa
bumi ini dirasakan sebesar III MMI di Pos Pengamatan Gunung Batur dan Gunung
Agung di Bali serta Gunung Raung di Banyuwangi. Gempa bumi ini juga dirasakan
sebesar II MMI di Pos Pengamatan Gunung Rinjani, Lombok.
Sejauh ini, kata dia belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh gempa bumi tersebut. Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari pemerintah daerah dan BPPD setempat, serta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Namun, masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan.