Industri Siber Bantu Pulihkan Ekonomi Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Salah satu sektor yang bisa membantu memulihkan ekonomi nasional pada masa pandemi Covid-19 adalah industri siber. Hal itu dikatakan Ketua Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC Doktor Pratama Persadha.

Dirinya mengatakan nilai transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai lebih dari Rp253 triliun. “Kami perkirakan akan meningkat menjadi Rp330,7 triliun pada tahun 2021, seperti disebut Presiden RI Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR RI,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2021 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin 16 Agustus 2021, menyampaikan bahwa Indonesia harus bergeser dari ekonomi berbasis komoditas menuju ekonomi berbasis inovasi dan teknologi.

Presiden juga meminta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menjadi otak pemulihan ekonomi nasional.

Pratama yang juga pakar keamanan siber mengutarakan bahwa pada situasi pandemi saat ini pemulihan ekonomi lewat inovasi teknologi tidak bisa hanya bergantung pada BPPT. Lembaga negara maupun swasta lainnya harus didorong turut membantu inovasi teknologi serta riset.

Selain BPPT, kata Pratama, ada juga Badan Pusat Statistik (BPS) yang bertugas melakukan riset untuk menyediakan berbagai data. Misalnya, mengenai perkiraan apa saja dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, baik saat ini maupun beberapa tahun mendatang.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), lanjut dia, juga bisa membantu meningkatkan kerja sama riset global dan salah satu fokusnya pada ekonomi digital.

Dengan inovasi dan riset, Pratama berharap agar berbagai kebutuhan masyarakat makin terjangkau karena dipenuhi pasar dalam negeri.

Kasus biaya polymerase chain reaction (PCR), misalnya, di Indonesia masih mahal karena memang sebagian besar masih impor. Oleh karena itu, kata dia, kolaborasi kampus dan industri dalam negeri, baik BUMN maupun swasta menjadi sangat penting. Banyak inovasi brilian dari mahasiswa maupun dosen di kampus yang produknya perlu didorong agar bisa ke level mass production (produksi massal).

“Industri bisa berkolaborasi dengan kampus dengan membiayai riset dan beasiswa, kemudian hasil produknya bisa dibuat mass production,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini