MATA INDONESIA, JAKARTA-Keberadaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit di sejumlah provinsi di Indonesia dapat melahirkan pusat pertumbuhan ekonomi baru, yang menjadikan komoditas andalan itu sebagai basis penopang ekonomi utama daerah.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Indonesia, Tungkot Sipayung.
“Riset yang dilakukan PASPI Indonesia membuktikan berkembangnya aktivitas perkebunan dan industri sawit berbanding lurus dengan naiknya pendapatan masyarakat,” kata Tungkot, Senin 26 Juli 2021.
Ia mengatakan data PASPI Indonesia menunjukkan adanya 10 provinsi yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru seiring berkembangnya industri sawit di daerah tersebut.
Ke-10 provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Papua, dan Papua Barat.
“Kabupaten yang memiliki sentra sawit perkembangannya lebih cepat dibandingkan kabupaten yang tidak memiliki sawit. Ini hasil penelitian secara empiris dan hasilnya sama dengan penelitian World Bank (Bank Dunia),” katanya.
Menurut Tungkot, selain mendongkrak ekonomi, keberadaan perkebunan kelapa sawit juga berdampak positif pada lingkungan sosial dan ekologi daerah. Salah satunya PASPI Indonesia merujuk riset yang dilakukan Robert Henson, seorang ahli ekofisiologi asal Oklahoma, Amerika Serikat (AS).
Penelitian Henson di Malaysia diterbitkan dalam laporan berjudul “The Rough Guide to Climate Change.” Dalam penelitian itu disebutkan bahwa penyerapan karbondioksida dan produksi oksigen perkebunan kelapa sawit lebih baik dibandingkan hutan.
Apabila dihitung, perkebunan sawit mampu menyerap karbondioksida (Co2) sekitar 163 ton per hektare per tahun. Dengan luas lahan yang dimiliki Indonesia sebesar 16,381 juta hektare, maka perkebunan sawit dapat menyerap Co2 hingga mencapai 2,67 miliar ton/tahun.
Perkebunan sawit juga menyediakan konservasi tanah dan air berupa biopori alami dalam sistem perakarannya. Di luar itu, sawit juga mampu menghasilkan berbagai produk turunan yang ramah lingkungan dan energi terbarukan, seperti biodiesel, biopremium, bioplastik, dan biogas.
Sementara itu, dari luas lahan kelapa sawit yang dimiliki Indonesia tersebut, sekitar 3,38 persen atau 553.952 hektare terdapat di bagian timur Indonesia yang meliputi Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua.
Adapun untuk Papua, luas lahan kelapa sawit di sana baru sekitar 58.656 hektare dan Papua Barat 110.496 hektare. Di wilayah Papua Barat perkebunan sawit tersebar di Kabupaten Manokwari, Sorong, Sorong Selatan, Maybrat, Teluk Bintuni, dan Fak Fak.
Sedangkan di Papua terdapat di Kabupaten Nabire, Jayapura, Keerom, Boven Digoel, Mappi, dan Merauke.