MATA INDONESIA, KUALA LUMPUR — Industri pariwisata Malaysia pasca pandemi Covid-19 tidak seberuntung Indonesia dan Filipina.
Menurut Presiden Asosiasi Agen Perjalanan dan Tur Malaysia (Matta), Datuk Tan Kok Liang, meski Pemerintah Malaysia sudah membuka perbatasan negeri namun belum bisa mendongkrak pariwisata.
“Industri pariwisata sangat bergantung pada kedatangan internasional karena basis konsumen domestik yang rendah, tidak seperti negara-negara seperti China, India, Indonesia atau Filipina yang memiliki populasi besar,” ujar Tan Kok Liang yang dikutip Minggu 22 Mei 2022.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini lebih dari 270 juta jiwa, sedangkan Filipina ada di posisi kedua dengan 108,7 juta jiwa.
Sementara, Malaysia hanya dihuni 32,5 juta jiwa saja.
Nasib pariwisata Malaysia semakin tidak jelas, menurut Tan Kok Liang, karena konflik Rusia-Ukraina.
Selain itu, Cina sebagai pasar utama pariwisata Malaysia juga masih berkutat dengan covid-19 sehingga masih menutup beberapa kota.
Tan menyatakan jumlah perjalanan di dalam Malaysia saat ini memang meningkat tetapi masih sebatas mengunjungi kerabat atau melakukan perjalanan bisnis.
Sementara perjalanan ke destinasi wisata masih sangat rendah karena wisatawan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan periode transisi.
Dia memprediksi kondisi pariwisata Malaysia akan normal kembali pada tahun depan, 2023.