Indonesia Peringkat 159 FIFA, Prestasi atau Kemunduran?

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Kejayaan sepak bola Tanah Air masih belum menemui puncaknya. Timnas Indonesia kini berada di posisi 159 Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) terbaru.

Apakah angka itu sebuah prestasi, atau malah kemunduran?

Saat Indonesia menaklukkan Myanmar dengan sko 2-0, beberapa hari lalu, timnas hanya memperoleh lima poin saja dari 1.003 menjadi 1.008, tak cukup untuk mendongkrak peringkat.

Sementara Myanpar pun harus kehilangan beberapa poin dan turun dua peringkat FIFA, yaitu dari 138 ke 140.

Indonesia menempati posisi kelima di Asia Tenggara. Skuat Garuda berada di bawah Vietnam (peringkat 98 FIFA), Thailand (114), Filipina (124) dan Myanmar (140). Di bawah Indonesia ada Singapura (160), Malaysia (168), Kamboja (173), Laos (184), Brunei Darussalam (194) dan Timor Leste (195).

Sedangkan tingkat Asia, Indonesia menempati posisi ke 32, di bawah Kuwait dan di atas Singapura. Posisi tim terbaik Asia dipegang oleh Iran, diikuti Jepang dan Korea Selatan.

Jika tidak ada perubahan regulasi, posisi 32 besar di Asia membuat Indonesia berhak langsung menuju putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022/Piala Asia 2023.

Putaran kedua ini dihuni oleh 40 tim, yaitu peringkat 1-34 Asia AFC dan enam tim pemenang putaran pertama. Kualifikasi putaran kedua ini berlangsung mulai awal September 2019 sampai Juni 2020.

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini