Indonesia, Gandeng Alih Teknologi Cina Dorong Produktivitas Komoditi Pangan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemerintah Indonesia menggandeng Cina untuk bekerjasama untuk meningkatkan cadangan pangan di tengah situasi saat ini. Bentuk kerjasamanya adalah mendatangkan alih teknologi dari sana untuk berkolaborasi.

“Kerjasama ini sejalan dengan agenda utama dalam Presidensi G20 Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta.

Menurutnya, Indonesia mengharapkan adanya alih teknologi untuk produktivitas komoditi pangan dalam rangka mendorong produksi pertanian di luar Jawa seperti di Kalimantan dan Bangka Belitung.

Kerja sama dagang antara Indonesia dan Cina telah terjalin dengan erat dalam rentang waktu yang lama. Sebagai salah satu mitra dagang terbesar bagi Indonesia, investasi China juga meningkat dan termasuk dalam lima besar, dengan nilai perdagangan mencapai 100 miliar US dolar.

Salah satu investasi Cina yakni terkait hilirisasi industri dan pembukaan politeknik industri memiliki dampak pada peningkatan kapasitas pendidikan. Investasi tersebut membuka peluang bagi ekspor Indonesia untuk dapat beralih dari bahan baku menjadi produk olahan.

Selain itu, Airlangga juga memberikan contoh investasi Cina yang ramah lingkungan yakni pembangunan industri dan kemitraan dengan Tiongkok di Bintan untuk pengolahan bauksit.

Pada pertemuan tersebut, Airlangga juga mengharapkan dukungan China dalam penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia, terlebih di tengah tensi geopolitik yang meningkat berkenaan dengan konflik di Ukraina.

Pengaruh konflik tersebut dalam pembahasan Forum G20 menjadi penting, terutama pada isu yang memiliki dampak terhadap ekonomi dunia terkait dengan energi, komoditi pangan, dan inflasi.

“Indonesia telah mengundang seluruh Kepala Negara/Kepala Pemerintahan G20 untuk hadir dan berharap Presiden Cina juga dapat hadir pada penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia,” ujarnya.

Tak sampai di situ, Airlangga juga membahas program-program di bidang ekonomi, infrastruktur, pangan, nilai tambah industri, hilirisasi, dan metal yang memiliki kesamaan dengan China.

“Saat ini Cina berupaya mengatasi kemiskinan. Pemerintah Cina tertarik untuk terlibat dalam investasi terutama perumahan di Kalimantan untuk industri,” kata Duta Besar Cina untuk Indonesia, Lu Kang.

Selain itu, Dubes Lu Kang juga menekankan agar industri tidak bersifat follow others (mengikuti yang lain) melainkan dapat mengembangkan gagasan-gagasan baru seperti pemanfaatan teknologi digital.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini