Indonesia Bisa Salip India Bangun Lini Produksi Pesawat Rafale, Ini Syaratnya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia tampak bakal disalip India dalam negosiasi pembelian sekaligus alih teknologi pesawat tempur Dassault Rafale. Namun, kita bisa memenangkannya jika mengorder 100 pesawat, bahkan lini produksinya bisa dilakukan di Indonesia.

Itulah opsi yang ditawarkan Dassault Aviaton kepada Pemerintah India sekarang seperti dilansir ThePrint.in, Kamis 7 Januari 2021.

Saat ini Dassault Aviation dikabarkan telah membentuk joint venture dengan nama baru Dassault Reliance Aerospace Ltd. Rekan aliansinya adalah sebuah perusahaan di Nagpur, Reliance Anil Ambani.

Perusahaan patungan tersebut kini sudah melakukan banyak kontrak untuk alat pertahanan seperti beragam suku cadang Rafale yaitu tutup mesin dan kanopi pesawat tempur.

Selain itu, memproduksi bagian kokpit untuk jet Falcon bahkan ada rencana membangun jet tersebut juga di India.

Rafale akan membuka lini produksi di India, jika negara Asia Selatan tersebut minimal 100 unit.

Tawaran itu datang saat India memesan 36 Rafale pada 2016. Namun, beredar kabar pejabat negara itu lebih memilih membeli jet tempur yang sudah jadi daripada membangun baru.

Jika tetap memesan dengan jumlah kurang dari 100 unit, Dassault Aviation hanya memproduksi suku cadang Rafale di India.

Seandainya hal tersebut benar adanya, maka peluang Indonesia masih terbuka untuk program alih teknologi membangun pesawat tempur Prancis tersebut di negeri kita.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini